REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Hujan deras di wilayah Solo Raya menyebabkan permukaan air Sungai Bengawan Solo terus naik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo terus memantau ketinggian air, dan menyatakan status Sungai Bengawan Solo siaga kuning.
''Saat pagi ini, Sabtu (13/2) status Bengawan Solo masuk siaga kuning. Laporan ketinggian air 7,6 meter meter. Ketinggian diatas 7,5 meter, mulai siaga kuning,'' kata Gatot Sutanto, Kepala BPBD Solo.
Ketinggian air Sungai Bengawan Solo sempat naik pada Kamis (11/2) malam. Ketinggian mencapai 7,5 meter. Dalam posisi banjir kemarin, ketinggian air Sungai Bengawan Solo mencapai 8,9 meter, atau status menjadi siaga merah. Gatot berharap, dalam posisi siaga kuning saat ini, ketinggian air Sungai Bengawan Solo bisa segera turun.
Terkait pengungsi di bantaran Sungai Bengawan Solo, Gatot menerangkan, lantaran banjir cepat surut, rata-rata sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun demikian, beberapa barang-barang pengungsi masih dibiarkan dalam tenda pengungsian. Hal ini karena banjir masih memungkinkan setiap saat terjadi.
Ihwal logistik, Gatot mengatakan, hingga saat ini logistik yang dikirim baru sebatas mie instan. BPBD mengirimkan sekitar 20 kardus. Sementara, Perum Jasa Tirta mengirimkan 100 kardus. ''Kami sedang mengajukan tambahan logistik ke Provinsi Jateng. Dapur umum belum didirikan karena sebagian pengungsi sudah balik ke rumah,'' katanya.
Banjir bantaran terjadi karena beberapa warga yang seharusnya direlokasi belum bisa direlokasi. Jika seluruh warga bantaran sudah direlokasi, Gatot meyakini banjir bantaran tidak akan terjadi lagi.