Jumat 12 Feb 2016 12:11 WIB

Guru Honorer Masih Demo, Harap Presiden Beri Kepastian

Rep: C18/ Red: Indira Rezkisari
 Sejumlah guru honorer dari Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2). (Republika/WIhdan)
Sejumlah guru honorer dari Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2). (Republika/WIhdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan guru honorer masih setia menagih janji Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi di depan Istana Negara. Mereka berusaha mengadakan perbincangan dengan Presiden Joko Widodo terkait janji tersebut.

"Sampai saat ini informasinya kami masih belum bisa bertemu presiden," kata salah satu peserta aksi, Setiawan di Jakarta, Jumat (12/2).

Pria asal Lampung ini mengaku kecewa dengan sulitnya berdialog dengan presiden. Dia mengatakan, presiden patut untuk tahu bahwa Yuddy telah melanggar janjinya untuk mengangkat guru honorer K2.

Salah satu koordinator aksi asal Lampung ini berharap setidaknya ada komentar dari presiden terkait nasib mereka sebelum aksi unjuk rasa ini berakhir. Meskipun, Setiawan mengaku, keputusan yang keluat dari istana mengecewakan mereka.

"Katakan bisa diangkat tapi tahun depan, itu lebih baik dari pada tidak ada keputusan sama sekali," kata guru olahraga yang sudah aktif sejak 2003 lalu.

Setiawan mengaku akan berjuang habis-habisan terkait nasibnya, beserta tenaga honorer K2 lainnya. Dia mengaku siap meskipun harus jungkir balik memperjuangkan pengangkatan honorer K2 menjadi PNS.

"Sudah jauh-jauh datang, percuma kalau tidak ada hasil," tegasnya.

Seperti diketahui, ribuan guru honorer melakukan aksi massa besar-besaran di wilayah Jakarta. Aksi tersebut dilakukan Lebih dari 1000 orang massa dari Forum Honorer Katagori 2 Indonesia (FHK2I).

Mereka menuntut payung hukum terkait pengangkatan guru honorer K2 sebagai PNS. Unjuk rasa di depan Istana Negara itu telah berlangsung tiga hari sejak, Rabu (10/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement