REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Onesimus Sahuleka mendukung anak asli Papua memimpin perusahaan tambang emas, PT Freeport Indonesia, sebagai presiden direktur.
"Orang Papua sudah saatnya menyelesaikan masalah di Freeport karena sudah memiliki kualitas dan kuantitas serta integritas yang baik. Jadi, saya katakan sudah saatnya kepemimpinan Freeport dijabat oleh anak-anak Papua. Kalau anak Papua yang memimpin Freeport, saya yakin Papua bisa berkembang," katanya seusai diskusi publik yang digagas oleh Ormas Pemuda Adat Papua di Kota Jayapura, Kamis (11/2) malam.
Menurut dia, anak-anak Papua sudah banyak yang memiliki pendidikan tinggi, kualitas dan integritas yang baik, serta bisa berkomunikasi yang baik, di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
"Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak-anak Papua mulai menduduki jabatan-jabatan penting, strategis, dan tinggi, mulai dari kepala daerah, legislator, senator, duta besar, akademisi, staf khusus, dan lainnya," kata Onesimus Sahuleka.
Senada dengan itu, Ketua Komisi V DPR Papua Yakoba Lokbere mengatakan, anak-anak Papua mempunyai kemampuan yang tidak kalah dengan pemuda lainnya di nusantara, hanya kesempatan yang belum diraih sehingga hal itu harus dijemput dan digapai agar bisa segera terwujud.
"Katanya biar orang Papua saja yang kelola Freeport, tapi kenapa tidak ada satu pun pimpinan orang asli Papua di Freeport, maksudnya sebagai presiden direktur," katanya.
Sepengetahuan Lokbere, Freeport telah beroperasi di Papua kurang lebih lima dekade, sementara orang asli Papua sebagai pemilik hak ulayat dan hak kesulungan belum merasakan sebagai pemimpin perusahaan tersebut.
"Ada baiknya Presiden Joko Widodo harusnya mengerti yang dirasakan masyarakat Papua selama ini, mengingat sudah 51 tahun keberadaan Freeport masih dipimpin oleh orang-orang keinginan pemilik saham (Amerika)," katanya.
"Biarlah Freeport dikelola oleh orang asli Papua agar perekonomian bisa maju dan berkembang, masak kami punya lahan orang lain yang kelola," katanya menambahkan.