Jumat 12 Feb 2016 02:10 WIB

Sekolah Kebanjiran, Siswa Belajar di Rumah Warga

Rep: Umar Muktar/ Red: Winda Destiana Putri
Banjir di Dayeuh Kolot, Bandung
Foto: Rezza Estily/Antara
Banjir di Dayeuh Kolot, Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah rumah di Kampung Bolero Desa/Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung terendam banjir.

Namun, tak hanya rumah, bangunan SD Negeri 7 dan 10 Dayeuhkolot pun ikut tergenang sehingga banyak siswa yang terpaksa belajar di rumah warga dekat sekolah.

Kepala SD Negeri 7 Dayeuhkolot Yana Suryana menuturkan, sejak Rabu (10/2) kemarin, aktifitas belajar-mengajar di sekolahnya memang tidak bisa dilakukan sehingga terpaksa menggunakan rumah salah seorang warga sekitar.

"Di sini (SDN 07) kalau musim hujan memang selalu kebanjiran," ujar dia, Kamis (11/2).

Yana menjelaskan, pada Selasa (9/2) lalu, bangunan sekolah masih bisa digunakan karena genangan airnya tidak terlalu tinggi sehingga dapat dibersihkan. Namun, sejak Rabu (10/2) lalu hingga Kamis (11/2), air yang membanjiri sekolah kian meninggi sampai betis orang dewasa.

Pihak sekolah tersebut mengaku sudah sering meminta bantuan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung agar sekolah segera direnovasi. Renovasi ini, menurut Yana, perlu dilakukan agar banjir tidak sampai masuk ke ruangan kelas.

"Murid di sini semangatnya bagus, makanya perlu didukung. Kelasnya mesti direnovasi, jalan di luar mah enggak apa-apa tergenang, asal bukan kelasnya saja," kata dia.

Menurut Yana, belajar di rumah warga sebetulnya tidaklah tepat. Belajar tetap harus di kelas agar kondusif bagi para siswa. Tapi, aktifitas belajar-mengajar tetap harus diselenggarakan meski kurang kondusif jika digelar di rumah warga. Belajar di rumah warga yang bebas banjir selalu menjadi satu-satunya pilihan jika sekolah tersebut kebanjiran.

Meski begitu, proses belajar-mengajar di rumah warga itu tidak seluruhnya dihadiri siswa. Total seluruh siswa di SD Negeri 7 ini ada 225 siswa. Dari jumlah ini, tidak sampai setengahnya yang hadir ke rumah warga itu. Kondisi ini karena juga banyak siswa yang rumahnya kebanjiran.

Akibatnya, mau tak mau, siswa harus ikut membantu orang tuanya menyelamatkan perabotan di rumahnya. "Maklum saja yang datang sedikit, rumah mereka juga kebanjiran," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement