REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menargetkan pemasukan investasi di wilayah setempat mencapai Rp10 triliun pada Tahun Investasi dan Perekonomian Daerah 2017.
"Jumlah itu meningkat dari investasi yang masuk pada 2015 yang baru sampai Rp4,5 triliun. Angka yang dipatok merupakan target yang realistis untuk dipenuhi," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi, Jumhana Luthfi di Bekasi, Kamis (11/2).
Dia mengaku optimistis mampu menggarap target tersebut mengingat saat ini serangkaian fasilitas berskala nasional sedang dibangun di Kota Bekasi. Fasilitas itu di antaranya jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Light Rail Transit, hingga Kereta Cepat Indonesia yang ditembuskan dari Bandung menuju Halim melalui Kota Bekasi.
"Jangan sampai saat semua proyek berskala nasional itu hadir dan rampung, warga Kota Bekasi hanya menjadi penonton tanpa menikmati manfaat ekonomi dari kehadiran proyek-proyek tersebut," katanya.
Strategi untuk merealisasikan target itu bisa dilakukan dengan penyederhanaan regulasi pelayanan perizinan yang diharapkan bisa memicu kian banyaknya investasi yang masuk.
"Pelayanan 'online' suatu keharusan. Tidak hanya di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) saja yang menjadi pintu masuknya beragam perizinan, seluruh instansi pelayanan hingga kecamatan dan kelurahan pun harus mampu menyediakan fasiltas pelayanan 'online' demi memudahkan pengurusannya oleh warga," katanya.
Menurutnya, pencapaian target investasi itu akan berkorelasi positif terhadap pengurangan angka kemiskinan di wilayah itu.
"Sebenarnya saat ini pun angka kemiskinan sudah melampaui target pembangunan. Namun akan lebih baik bila angkanya bisa terus diminimalkan," katanya.