Kamis 11 Feb 2016 02:47 WIB

DBD Sasar Enam Kecamatan di Klaten

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Karta Raharja Ucu
Delegasi negara Indonesia mengamati replika nyamuk saat kampanye Anti-DBD di salah satu stan 'ASEAN Dengue Conference', di Jakarta.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Delegasi negara Indonesia mengamati replika nyamuk saat kampanye Anti-DBD di salah satu stan 'ASEAN Dengue Conference', di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Dalam tempo sebulan ini, tercatat 11 kasus serangan demam berdarah dengue (DBD). Satu orang dinyatakan meninggal. Penyebaran serangan memasuki enam dari 26 wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mencatat ada 11 kasus, satu di antaranya penderita meninggal dunia. ''Korban yang meninggal warga Kecamatan Ngawen,'' kata Wahyuning Nugraheni, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Dinkes Klaten, Rabu (9/2).

Jumlah kasus akibat keganasan gigitan nyamuk aedes aegypti ini, hampir sama dengan tahun lalu. Pada pekan pertama Januari 2015 tercatat 10 kasus, satu di antaranya meninggal dunia. Sedang kasus DBD 2015 mencapai 525 kasus, dengan kematian 26 orang. Hampir separuh korban kematian akibat DBD adalah anak-anak umur satu hingga empat tahun.

Kasus DBD di Kabupaten Klaten memang masih cukup tinggi. Untuk 11 penderita pekan pertama Januari tahun ini menjangkit tiga balita, anak-anak, dan dewasa. Sementara, desa endemik DBD pada pekan pertama 2016 berada di Desa Mandong, Kecamatan Trucuk, dan Desa Pandes, Kecamatan Wedi.

Tingginya kasus DBD, wajib menjadi perhatian bersama. Baik pemerintah maupun masyarakat. Wahyuning meminta kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan memberantas jentik nyamuk. ''Yang dibutuhkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) rutin untuk menekan DBD. Tidak akan selesai memberantas DBD, kalau tidak ada peran aktif masyarakat,'' ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement