Rabu 10 Feb 2016 19:54 WIB

BMKG: 70 Persen Curah Hujan di Bawah Normal

Rep: C21/ Red: Djibril Muhammad
BMKG
BMKG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan curah hujan di 70 persen wilayah Indonesia masih di bawah normal, sejak 30 tahun ke belakang. Namun di sejumlah daerah, telah mengalami banjir bandang akibat puncak musim hujan yang jatuh pada Januari-Februari.

Kepala BMKG, Andi Eka Sakya mengatakan banjir yang melanda di sebagian wilayah Indonesia bukan karena adanya fenomena anomaly dan el-nino.

"Anomali itu kebiasaan dari hujan menjadi tidak hujan, atau tidak hujan menjadi hujan. Namun sekarang musim hujan, kemudian hujannya sedang tinggi karena sedang memasuki musim hujan. Nah, jadi itu bukan karena anomali," ujarnya, Rabu (10/2).

Selain itu, banjir yang terjadi juga bukan karena fenomena el-nino. Hal itu, karena fenomena el-nino sudah semakin melemah. Fenomena el-nino terjadi di wilayah Pasifik Tengah dan Pasifik Timur.

Dampak dari el-nino, ia menjelaskan adalah kekeringan. Sementara Indonesia sudah memasuki musim hujan. Sedangkan musim hujan, ia memperkirakan, posisi matahari dari utara ke selatan ke utara, sekarang matahari ke selatan.

"Nah, kita memasuki musim hujan dan dampak el-nino sudah sangat berkurang, jadi kita memang sedang memasuki musim hujan," katanya.

Terkait terjadinya banjir di beberapa wilayah Indonesia, Andi menuturkan bisa dilihat tidak hanya karena faktor hujan saja. Namun harus dilihat daya tampung alam di beberapa daerah sudah sangat rentan. Sehingga air hujan tidak dapat diserap oleh tanah dengan cepat dan menyebabkan banjir.

Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, misalnya, yang hampir lumpuh akibat bencana banjir telah merendam beberapa lokasi penting di wilayah itu.

Ia mengatakan, curah hujan akan tinggi, jika dalam satu jam tercatat di atas 110 mm per jam. Untuk curah hujan di bawah 50 mm per jam berarti sudah lumayan, sedangkan jika di atas 110 mm telah dianggap hujan lebat.

Namun sekali lagi, Andi mengatakan terjadinya banjir dapat dilihat dari banyak factor, seperti kondisi lingkungan.  "Salah satu faktor karena hujan, tapi kita lihat airnya diserap tanah, dan daya serap semakin rendah. Kemudian kita lihat air mencari tempat rendah, lalu cekungan kita lihat sangat besar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement