REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan belanja iklan koran di kuartal empat tahun 2015 menunjukkan pergerakan yang positif, yaitu tumbuh sebesar 1 persen. Total belanja iklan koran di akhir tahun 2015 mencapai Rp 30,8 Triliun.
"Walaupun angka pertumbuhan tahunan masih menurun sebesar -4 persen, namun kecenderungannya sudah membaik dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya,"kata Direktur Eksekutif Media, Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, dalam rilisnya, Rabu (10/1).
Hellen menjelaskan, sedikit berbeda dengan iklan televisi yang lebih banyak didominasi oleh iklan produk-produk konsumsi (FMCG-Fast Moving Consumer Goods), iklan di koran lebih banyak didominasi oleh iklan layanan jasa atau produk konsumen selain makanan.
Berdasarkan data Nielsen Advertising Information Services, belanja iklan di koran, iklan dari kategori Pemerintahan dan organisasi politik berada di urutan pertama dengan nilai belanja iklan mencapai Rp 5,3 Triliun, jumlah yang sangat besar bahkan melebihi belanja iklan kategori apapun di televisi.
Kategori ini juga mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 8 persen. Di urutan berikutnya dengan selisih cukup jauh adalah iklan Korporasi dan Layanan Sosial yang mencapai Rp2,3 Triliun, kemudian diikuti oleh kategori Real Estate dan Perumahan yaitu mencapai Rp 1,8 Triliun.
"Proporsi belanja iklan dari kategori Pemerintah dan Organisasi Politik lebih besar di koran dibandingkan dengan yang di televisi, yaitu mencapai 73 persen. Aktivitas-aktivitas politik yang terjadi secara berkala diduga menjadi pendorong tumbuhnya kategori ini,"kata Hellen.
Sedangkan belanja iklan dari Pemerintah Daerah meraih porsi belanja iklan terbesar yaitu mencapai 68 persen dari total belanja iklan Pemerintah dan Organisasi Politik atau setara dengan Rp 3,1 Triliun.
Ada pun belanja iklan partai politik dan institusi politik mencapai sekitar Rp 529 Miliar. Di samping itu, belanja iklan dari Kementrian mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yaitu tumbuh sebesar 62 persen.