Rabu 10 Feb 2016 02:33 WIB

Peneliti Jepang Kunjungi Pengungsi Rohingya di Aceh Utara

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agung Sasongko
Kunjungan peneliti asal Jepang di Kamp Pengungsian Rohingya, Aceh Utara
Foto: KNSR
Kunjungan peneliti asal Jepang di Kamp Pengungsian Rohingya, Aceh Utara

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH UTARA – Presiden Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR), Syuhelmaidi Syukur menerangkan, terdapat tiga peneliti Jepang telah mengunjugi Pengungsian Rohingya, di Desa Blang Adoe, Lhokseumawe, Aceh Utara.  Seorang jurnalis lembaga penyiaran Nippon Hōsō Kyōkai (NHK) dari Jepang juga telah mengunjugi para pengungsi Rohingya tersebut.

Menurut Syuhelmaidi, ketiga peneliti dan seoranng jurnalis tersebut bernama Akiko Horiba, Mariko Hayashi dan Fumiko Okamtoto dari The Sasakawa Peace Foundation (SPF) serta Yuko Aizawa dari NHK.  “Mereka menghabiskan waktu hingga dua hari, yakni  Jumat  hingga Sabtu lalu,” ucap Syuhelmaidi melalui keterangan persnya, Rabu (10/2).

Syuhelmaidi menjelaskan, para peneliti itu tertarik mengetahui lebih dalam tentang asal muasal kehadiran para pengungsi etnis Rohingya  ke Aceh. Selain itu tentang sejarah konflik yang terjadi di negeri mereka dan penanganan mereka setelah tiba di Provinsi Aceh Indonesia.  

Seperti diketahui, selain ditampung di Desa Blang Adoe, Aceh Utara, para pengungsi Rohingya juga ditempatkan dalam penampungan di Bayeun, Aceh Timur. Di samping itu ditempatkan pula di Kuala Langsa dan Lhok Bani, Kota Langsa.

Selama berada Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, kata Syuheimaidi, para peneliti tersebut mewawancarai sejumlah pengungsi untuk mendapatkan informasi orisinil tentang kisah perjalanan mereka menyeberangi lautan. Para relawan yang selama ini terlibat dalam penanganan pengungsi Rohingya juga ikut diwawancarai secara mendalam.

Selain kunjungan peneliti Jepang, ICS Blang Adoe juga kerap mendapat kunjungan.  Peneliti dari Malaysia dan Australia serta wakil berbagai lembaga internasional sudah pernah mengunjungi pada Januari lalu.

Media Relation KNSR, Zainal Bakri menyatakan, beberapa mahasiswa dari The Nanyang University Singapura juga sempat membuat film dokumenter tentang etnis Rohingya di tempat itu. Dua peneliti dari The Habibie Center, yakni Johari Efendi dan Sopar Peranto juga mengunjungi tempat pengungsian tersebut. Menurut Zainal, kunjungan ini memang dilakukan sebagai penelitian tentang konflik dan perdamaian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement