Selasa 09 Feb 2016 18:32 WIB

BPOM: Produk Pangan Luar Negeri Paling Banyak Masuk ke Indonesia

Rep: c36/ Red: Taufik Rachman
Badan POM
Badan POM

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Pusat Pengkajian Obat dan Makanan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Anny Sulistyowati, mengatakan sektor pangan paling terimbas bergulirnya pasar bebas Asean (MEA). Produk makanan asal luar negeri diperkirakan paling banyak masuk ke Indonesia jika dibandingkan dengan obat-obatan.

"Makanan lebih banyak yang membutuhkan, karena itu sifatnya tanpa limit. Obat-obatan hanya kalangan tertentu saja yang menggunakan," jelas Anny kepada awak media di Jakarta, Selasa (9/2).

Seluruh produk makanan dan obat yang masuk tetap harus mendapatkan nomor registrasi dari BPOM. Setelah teregustrasi, makanan dan obat dapat beredar di pasaran.

"Sebelum teregistrasi, produk boleh diuji dulu di laboratorium yang telah terseftifikasi. Tugas BPOM adalah menguji produk yang telah beredar di pasaran. Jika membahayakan, tentu akan dihentikan peredarannya," lanjut Anny.

BPOM akan melanjutkan informasi kepada negara produsen produk yang bersangkutan. Menurut Anny, pihaknya sudah bekerja sama dengan 60 negara dalam peredaran produk obat, makanan dan kosmetik.

Ditemui secara terpisah, Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM, Rita Endang, mengatakan pihaknya sedang menyusun data obat dan makanan asal luar negeri yang beredar di Indonesia setelah MEA dilakukan. Menurutnya, sudah ada beberapa produk baik obat, makanan dan kosmetik yang beredar tanpa izin.

"Data pastinya belum bisa kami sampaikan, sebab, belum selesai ditelusuri seluruhnya. Selain mencatat produk dari luar, kami pun menguatkan daya saing produk obat dan makanan dalam negeri," papar Rita.

Menurutnya, ada dua langkah dalam memperkuat produk lokal. Pertama, BPOM menerapkan proses pre market yang lebih mudah. Dalam proses ini, pendaftaran produk dan pelengkapan syarat harus dibuat sederhana tetapi sesuai standar. Kedua, BPOM melakukan proses post market. Dalam proses post market, BPOM menguji kembali kualitas produk yang telah beredar di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement