REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pertumbuhan populasi sapi sekitar 3 persen.
Target ini, merupakan bagian dari upaya menstabilkan pasokan dan harga komoditi daging sapi yang kerap mengalami gejolak.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman Nugraha, pihaknya mendapat tugas untuk menaikan populasi sapi melalui optimalisasi produktivitas. Ini dilakukan, untuk mengejar cita-cita swasembada daging sapi.
"Awalnya ditargetkan pertumbuhan 50.000 ekor sapi tapi dinamika kondisi di lapangan membuat harapan kenaikan berkisar 3 persen saja," ujar Doddy kepada wartawan, Selasa (9/2).
Menurut Doddy, bukan perkara mudah untuk mendorong pertumbuhan populasi sapi. Karena, permintaan pasar terhadap daging sapi terbilang sangat tinggi sehingga membuat harga sapi potong menjadi sangat tinggi. Kondisi tersebut membuat peternak lebih memilih memotongan hewan ternak dibandingkan budidaya.
Selain itu, kata dia, Jabar sendiri bukan tergolong provinsi produsen sapi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, maupun Nusa Tenggara Timur.
Saat ini, jumlah populasi sapi di Jabar masih stagnan pada kisaran 400.000 ekor. Sementara rata-rata provinsi produsen sapi punya populasi diatas 700.000 hingga 4,7 juta ekor.
"Permintaan tinggi karena konsumsi daging yang juga masih tinggi," katanya.
Melihat kondisi tersebut, kata dia, pihaknya mendorong masyarakat untuk mau meningkatkan konsumsi daging domba/kambing karena populasinya diatas 4 juta ekor.
Untuk menggairahkan peternak untuk melakukan budidaya, Disnak Jabar rutin menggelar kontes ternak. Selama ini kegitan tersebut kerap dilakukan di wilayah timur Jabar (Garut, Tasikmalaya, Ciamis) namun kini akan dialihkan ke wilayah barat (Bogor dan Sukabumi).
Pemprov juga, kata dia, fokus melakukan pengembangan dan penelitian sapi potong Pasundan. Sapi asli Jabar ini diyakini punya tingkat produktivitas yang tinggi dan tahan terhadap penyakit maupun perubahan iklim dibandingkan sapi impor.
Menurut Doddy, pemerintah pusat juga ikut mendukung peningkatan populasi melalui program pengembangan sentra peternakan rakyat. Peternak akan diarahkan untuk berkelompok membentuk sebuah lembaga formal seperti koperasi agar lebih kuat dan mudah mengakses pembiayaan dari perbankan.
"Pemerintah pusat juga ikut mendukung dan menyiapkan bantuan bibit untuk para peternak rakyat," katanya.