Senin 08 Feb 2016 18:17 WIB

Bandung Kembali Jemput Sembilan Eks Gafatar

Rep: C26/ Red: Ilham
 Eks Gafatar memeriksakan kesehatan Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Eks Gafatar memeriksakan kesehatan Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Sosial Kota Bandung kembali menjemput anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Sembilan orang eks Gafatar dibawa ke penampungan sementara di rumah singgah milik Dinsos Kota Bandung.

"Hari ini eks Gafatar sudah dijemput Dinsos, adapun jumlahnya sekitar 9 orang. Sekarang kita tampung di rumah singgah," kata Sekretaris Dinas Sosial Kota Bandung, Medi Mahendra saat dihubungi, Senin (8/2). (MUI Berikan Pencerahan untuk Eks Gafatar).

Dari sembilan orang ini, kebanyakan masih memiliki keluarga di Kota Bandung. Namun, keluarga masih ada yang belum siap menerima mereka kembali karena sebelumnya bergabung dengan Gafatar.

Adapula yang disebutnya bisa menerima tetapi faktor ekonomi menjadi keraguan. Sebab, mereka yang kembali dari Kalimantan Barat tersebut sudah tidak memiliki harta benda apa pun.

"Mereka hampir semua punya keluarga di Kota Bandung. Cuma untuk sementara ini dari pihak keluarga ada belum siap menerima mereka, ada yang sudah siap tapi kondisi ekonomi keluarga mereka terbatas jadi repot," katanya.

Sama seperti eks Gafatar sebelumnya, kesembilan orang ini akan mendapatkan pembinaan sementara waktu. Agar bisa siap kembali bersosialisasi dan melanjutkan hidup di lingkungan awal.

Setelah selesai dibina,mereka akan kembali ke lingkungan masyarakat asalnya seperti eks Gafatar sebelumnya. Selama proses pembinaan, Pemkot Bandung akan memfasilitasi kebutuhan mereka sehari-hari.

Penjemputan eks Gafatar ini merupakan gelombang ketiga dari Dinsos Jawa Barat. Pada gelombang pertama Dinsos Kota Bandung menjemput 15 warganya yang bergabung Gafatar ke Kalimantan Barat. Sementara itu pada gelombang kedua tidak terdapat warga Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement