REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tanggul di Blok Waledan, Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, jebol, Ahad (7/2). Ratusan kepala keluarga terpaksa diungsikan karena rumah mereka terendam banjir.
Kejadian itu bermula dari naiknya debit air di Bendungan Waledan, yang berasal dari sungai Cimanuk, akibat hujan deras di wilayah hulu (Majalengka). Kondisi tersebut mengakibatkan tanggul terkikis hingga akhirnya jebol sepanjang 30 meter.
''Warga kaget melihat air sungai Cimanuk yang terus naik,'' ujar seorang warga Blok Waledan, Warsidi, Senin (8/2).
Air dari sungai Cimanuk pun langsung memasuki rumah-rumah warga, dengan ketinggian sekitar 50 cm sampai satu meter. Petugas BPBD Indramayu dan aparat desa kemudian mengungsikan warga ke sejumlah titik lokasi yang aman.
BPBD Indramayu pun membangun dua dapur umum untuk memberikan bantuan bagi para korban banjir.
''Ada 250 kepala keluarga (KK) yang kami ungsikan ke tempat yang lebih aman. Tapi tidak ada korban jiwa,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana kepada Republika.co.id, Senin (8/2).
Dari 250 rumah milik 250 KK itu, ada sekitar enam rumah yang mengalami kerusakan cukup berat. Pasalnya, rumah-rumah tersebut berjarak cukup dekat dari lokasi jebolnya tanggul.
Edi menyatakan, tanggul yang jebol itu kini sudah dipasang karung-karung pasir. Selain itu, alat berat berupa bechoe juga sudah diterjunkan untuk memperbaiki tanggul yang jebol.
Berdasarkan pantauan pada Senin (8/2) siang, banjir sudah mulai surut. Warga yang sempat mengungsi pun telah kembali ke rumahnya masing-masing.
''Tapi dapur umum dan petugas tetap kami siagakan untuk antisipasi (terulangnya banjir),'' katanya.
Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminudin menambahkan, jumlah warga yang terdampak banjir secara keseluruhan mencapai 600 KK atau 1.300 jiwa. Selain itu, banjir juga merendam 100 hektare tambak dan 50 hektare sawah.