REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Banjir mewarnai perayaan Tahun Baru Imlek 2567. Sejumlah daerah terjadi banjir, setelah hujan deras terus-menerus mengguyur.
Sejak Sabtu (6/2) hingga Ahad (7/2) banjir melanda Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. Banjir di sana disebabkan oleh tanggul anak Sungai Depok jebol. Tidak ada korban jiwa dalam bencana musim hujan di sana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen melakukan langkah antisipasi banjir susulan. ''Hingga saat ini kami masih siaga. Mengingat cuaca memang masih ekstrim, hujan setiap hari masih terjadi,'' kata Heru Wahyudi, Kepala BPBD Kabupaten Sragen.
Heru menjelaskan, banjir itu mengakibatkan puluhan hektar tanaman, dan beberapa rumah warga terendam air bercampur lumpur. Namun demikian, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Aliran airnya memang cukup besar. Sehingga kapasitas sungai tidak mampu menampung volume air.
Hujan hampir setiap hari membuat kondisi bantaran Sungai Bengawan Solo, terutama di kawasan Kelurahan Sewu dalam kondisi aman. Luapan air memasuki halaman warga dan menggenangi /urban forest/ Pucangsawit.
Air menggenangi halaman warga Putat, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres. Taman peninggalan mantan Walikota Solo, Jokowi itu masih tergenang dengan ketinggaian sekitar satu meter.
Air sempat masuk ke halaman warga Putat pukul 02.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB. ''Air masuk ke halaman rumah warga, tetapi tidak masuk ke rumah,'' kata Lurah Sewu, Henoch Sadeno.
Menurut Henoch, halaman rumah warga yang sempat tergenang air terjadi di RT 02, RW 02, RT 02, RW 02 Putat. Air juga sempat masuk di halaman warga RT 01, RW 01 dan RT 02, RW 01 Beton. Jumlah KK yang berada bantaran itu sekitar 30 KK.
Ketua Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu, Budi Utomo, mengatakan, air masuk ke halaman warga sekitar pukul 02.00 WIB. Alarm banjir (/early warning system/) warna kuning sebagai tanda siaga banjir menyala sekitar pukul 23.23 WIB.
Hujan daerah Kabupaten Karanganyar juga menyebabkan permukaan air Sungai Bengawan Solo meninggi. Warga Dukuh Daleman, Dusun Banaran, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, waspada. Kampung ditinggali ratusan jiwa tersebut merupakan kawasan 'langganan' banjir. Lokasi hanya berjarak lima meter dari pinggir sungai.
''Mulai pukul 20.00 WIB, warga mulai waspada dengan ketinggian air Bengawan Solo,'' kata Kepala Dusun Banaran Guntoro. Menurutnya, ketinggian air terus bertambah hingga pukul 03.00 dinihari. Bahkan, ketinggian air sudah mencapai jembatan.
Saat air Bengawan Solo meninggi, penduduk sudah siaga. Barang berharga, disingkirkan ke tempat yang aman agar tidak rusak. Ini untuk mengantisipasi jika air meluap dan menggenangi rumah. Secara bergiliran, warga juga melakukan ronda dan memantau perkembangan situasi permukaan sungai.