Sabtu 06 Feb 2016 19:05 WIB

Semarak Jelang Imlek, Kue Keranjang Sampai Lampion 'Diserbu'

Rep: c38/ Red: Achmad Syalaby
 Pekerja melakukan pengepakan pada lilin yang telah diproduksi untuk perayaan Imlek di Teluk Naga, Tangerang, Banten, Kamis (28/1).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pekerja melakukan pengepakan pada lilin yang telah diproduksi untuk perayaan Imlek di Teluk Naga, Tangerang, Banten, Kamis (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dua hari jelang perayaan imlek, pernak-pernik merah khas tahun baru China mulai tampak semarak menghiasi Kota Bekasi. Salah satu penjual pernak pernik imlek di Jalan Mayor Oking, Kota Bekasi, menuturkan, penjualan perlengkapan Imlek tahun ini jauh meningkat dibanding tahun lalu.

"Naik. Tahun lalu sepi. Nggak tahu kenapa. Rame-an sekarang. Yaa, naiknya ada sampai 50 persen," kata Koh Sendy (27 tahun), saat disambangi Republika.co.id di Toko Hio Rose, Jalan Mayor Oking No 54, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, pada Sabtu (6/2).

Koh Sendy menuturkan, tokonya menjual berbagai perlengkapan imlek, mulai  peralatan sembahyang sampai pernak-pernik hiasan. Ada hio, kertas gin cua, kertas ti kom kim, dupa, lilin, angpau gantung, lampion, lampu-lampu hias, nanas-nanasan, tempel-tempelan shio, kartu ucapan, bunga sakura, barongsai, sampai baju imlek.

Setiap hari, kata Koh Sendy, pengunjung toko Hio Rose bisa mencapai ratusan orang. Toko milik keluarga tersebut sudah sebelas tahun menyediakan perlengkapan imlek bagi warga kota Bekasi. Lokasi toko Hio Rose juga terbilang strategis, terletak di dekat klenteng Hok Lay Kiong yang konon paling tua se-Jabodetabek.

Menurut Koh Sendy, stok barang-barang biasanya sudah mulai disiapkan sebulan menjelang perayaan imlek. Kendati, puncak keramaian warga berkisar dua minggu sebelum imlek. Pasokan berasal dari berbagai daerah, dari Jakarta, Sukabumi, Bekasi, Tangerang, sampai Tegal. Komoditas yang paling diburu masyarakat adalah kue keranjang.

Koh Sendy mengungkapkan, bila sedang ramai, omzet yang diraup dari hasil penjualan pernak-pernik imlek tiap harinya bisa mencapai 6-7 juta. Tidak hanya orang keturunan Tionghoa, masyarakat umum pun banyak yang datang berburu pernak-pernik. 

"Masyarakat umum juga banyak. Orang tua biasanya mampir beli barongsai atau baju buat anak-anaknya," tutur Koh Sendy sambil menunjuk sebuah topeng kepala barongsai. Selain itu, lanjut warga keturunan Tionghoa ini, para pegawai atau karyawan sering datang berbelanja perlengkapan imlek untuk menghias kantor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement