Sabtu 06 Feb 2016 18:46 WIB

PDIP Dorong Perguruan Tinggi Simalungun Berkontribusi Atasi Kemiskinan

Sekertaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers terkait implementasi program kerakyatan DPP PDIP bertema
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekertaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers terkait implementasi program kerakyatan DPP PDIP bertema "Upaya Peningkatan Pendapatan Petani" di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi perhatian serius Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).  

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menyebutkan jumlah rumah tangga miskin hampir mencapai 50 ribu KK. Sementara pengangguran mencapai 40 ribu jiwa hingga 2012. Simalungun menduduki posisi ke-15 dari 36 kabupaten/kota dalam hal indeks pembangunan manusia.

Untuk diketahui, dalam pilkada Kabupaten Simalungun yang akan digelar 10 Februari mendatang, PDIP mengusung Tumpak Siregar dan Irwansyah Damanik. Hasto hadir untuk memberikan dukungan kepada pasangan calon yang diharapkan akan mendapat dukungan dari masyarakat Simalungun saat hari pencoblosan.

Hasto mengatakan bahwa pendidikan memegang kunci dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.

Orang kepercayaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu mengatakan,seharusnya pemerintah daerah mendorong link and match perguruan tinggi sesuai karakteristik daerah. Di Simalungun terdapat perguruan tinggi, seperti Universitas HKBP Nommensen, Universitas Simalungun (USI), Muhammadiyah dan sebagainya.

Mestinya misalnya, Nomensen dan Muhammadiyah bisa difokuskan untuk mendongkrak kualitas pendidikan sedangkan USI fokus pada bidang pertanian dan birokrasi. "Sungguh aneh bahwa selama ini hal tersebut diabaikan," tuturnya kepada Republika di Jakarta, Sabtu (6/2).

Menurut Hasto, pemerintah daerah harus mendorong komitmen perkebunan -perkebunan yang ada di Simalungun untuk melatih dan menerima lulusan dari perguruan tinggi yang ada. "Lebih dari 50 persen masyarakat dan pendapatan daerah ini dari pertanian. Tetapi sungguh mengherankan bahwa selama ini fokus pembangunan tidak diarahkan ke sana," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement