Jumat 05 Feb 2016 23:19 WIB

SDIT Al Kahfi Bangun Karakter Siswa Lewat Market Day

Siswa SDIT Al Kahfi berpose dalam acara market day pada Jumat (5/2).
Foto: Republika/Didi Purwadi
Siswa SDIT Al Kahfi berpose dalam acara market day pada Jumat (5/2).

JAKARTA -- Cuaca mendung Jumat (5/2) pagi tidak menyurutkan semangat siswa SDIT Al Kahfi. Para siswa sibuk menghiasi stand mereka masing-masing untuk persiapan acara tahunan market day.

Aneka makanan disajikan dalam acara market day yang kali ini mengambil tema 'Membangun Kreativitas dalam Berniaga Secara Islami'. Seperti stand kelas 2B yang menyajikan aneka jajanan seperti sosis opung, puding telor ceplok, es dingin selalu, urap ceria. Semuanya dipatok dengan harga Rp 3.000.

Ada juga stand yang menjajakan jengkol balado. Sementara, stand lainnya menjajakan aneka hasil prakarya para siswa.

''Ada dua pendidikan dalam acara market day kali ini, yakni pendidikan agama dan pendidikan umum,'' kata Kepala Sekolah SDIT Al Kahfi, Dra Evi Luthfiaty, dalam kata sambutannya.

Dalam hal pendidikan agama, para siswa dididik untuk berdagang dengan cara Islami yang tidak merugikan salah satu pihak. Seperti bunyi surat Annisa ayat 29 yakni 'Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.' 

Sementara, dalam pendidikan umumnya, anak-anak diasah kemampuan matematikanya. Anak-anak yang menghitung sendiri transaksi jual beli. ''Ada pembelajaran matematika. Anak-anak terlibat langsung dalam transaksi jual beli,'' katanya.

Promosi 2 Menit

Menjelang siang acara market day semakin meriah. Sejumlah siswa mulai berkeliling menjajakan barang dagangannya.

Hal menarik lainnya dari acara market day SDIT Al Kahfi yakni cara para siswa mempromosikan barang dagangannya. Tiap kelas akan mengirimkan perwakilannya maju ke atas panggung untuk berkreasi mempromosikan barang dagangannya selama dua menit.

'Promosi 2 Menit' ini menjadi salah satu kriteria penilaian. Selain itu, penilaian dilihat dari keindahan setiap stand. Kelezatan dari jajanan makanan yang didagangkan, juga menjadi salah satu kriteria penilaian dewan juri.

Modal 250 Ribu

Ada satu lagi yang menjadi kriteria penilaian, yakni jumlah keuntungan. Tiap kelas diberi modal sebesar Rp 250 ribu sebagai modal dagang.

''Dengan modal Rp 250 ribu, stand mana yang bisa membikin variasi dagangan dan memperoleh keuntungan paling banyak,'' kata Evi.

Semua poin penilaian tersebut akan dijumlahkan. Stand kelas yang mengumpulkan poin tertinggi, yang akan menjadi pemenangnya dan berhak memegang piala bergilir.

Namun, sepertinya kebanyakan siswa tidak terlalu memusingkan soal juara. Mereka sudah merasa senang bisa berdagang sekaligus jajan.

''Seru..,'' ujar Sofwa, siswa kelas 2, yang ditimpali teman sekelasnya, Adzki,''Seru, banyak jajanan.''

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement