REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menilai kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung merupakan proyek yang paling layak untuk saat ini dibandingkan Jakarta-Surabaya.
"Yang paling feasible 'B to B' itu Bandung, kalau Surabaya begitu income per kapita kita sudah 10.000 dolar AS per tahun bisa saja, kan harus membebaskan tanah," kata Sofyan di Kompleks Gedung Kementerian BUMN, Jumat (5/2).
Menurut Sofyan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut dibutuhkan untuk jangka panjang karena dia memperkirakan dalam beberapa tahun mendatang pulau Jawa akan sangat padat dan pergerakan akan sangat terbatas.
"Bayangkan Jawa ini akan jadi kota pulau pada 2030 atau 2040, semua kota itu akan tersambung menyambung menjadi satu, nah saat itu penduduk akan sangat padat anak-anak cucu anda yang tinggal di Pulau Jawa ini itu akan crowd sehingga butuh alat transportasi yang efisien," ujarnya.
Saat ini saja, lanjut dia, ketika memasuki libur panjang, kemacetan di mana-mana terjadi hingga ber jam-jam lamanya sehingga jika tidak dicarikan solusi alat transportasi yang mumpuni, akan sangat menyulitkan.
"Itu baru libur panjang hari ini, dengan income per kapita kita yang baru 4.000 dolar AS, bayangkan income per kapita kita kalau sudah 20 ribu dolar AS dan setiap orang bawa mobil. Sekarang saja pergi ke Jakarta dari Bekasi atau Depok, itu harus berangkat jam 5 pagi, belum waktu di jalan berjam-jam, ini harus kita atasi dengan pembangunan alat transportasi utama," tuturnya.