REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghapus BBM jenis premium agar masyarakat beralih ke transportasi umum tidak akan efektif.
"Harusnya transportasi umumnya dulu yang diperbaiki, diperluas jaringannya, sehingga bisa menjangkau semua wilayah. Sehingga jika hanya menghapus premium, tidak akan efektif," ujarnya di Jakarta, Jumat (5/2).
Menurutnya, selama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya mengandalkan TransJakarta sebagai transportasi publik andalan. Pengembangan feeder TransJakarta dan proyek Mass Rapid Transit (MRT) tidak akan efektif tanpa didukung transportasi pendukung yang menjangkau wilayah yang selama ini tidak terlayani transportasi umum.
Apalagi, harga BBM dari jenis Pertamax, Pertalite dan Premium saat ini semakin murah. Tulus memperkirakan tren penurunan harga minyak global akan terus terjadi sehingga harga BBM juga akan semakin murah.
Menurut Tulus, sekitar 60 persen kendaraan pribadi di Jakarta adalah sepeda motor. Saat ini, kebanyakan pengguna sepeda motor sudah mulai beralih dari Premium menjadi Pertalite, bahkan Pertamax.
"Karena itu, rencana penghapusan Premium bila tujuannya agar masyarakat beralih ke transportasi umum tidak akan efektif. Bila tujuannya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, mungkin akan efektif," jelasnya.
Tulus mengatakan bila Premium benar-benar dihapuskan di Jakarta dan seluruh kendaraan menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi, emisi gas yang dihasilkan akan lebih baik sehingga polusi udara bisa berkurang.