Kamis 04 Feb 2016 18:20 WIB

Jajanan Anak Diduga Kondom, Ini Penjelasan Polisi

Rep: c30/ Red: Ani Nursalikah
jajanan anak
Foto: Tahta/Republika
jajanan anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sub Bagian Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, AKBP Agung Marlianto mengatakan masyarakat saat ini tidak perlu khawatir. Makanan yang diduga mendapatkan bonus kondom bekas ternyata hanyalah balon.

Agung mengatakan sejak tersebar di media sosial, jajanan anak-anak itu meresahkan masyarakat. Bahkan, aparat kepolisian mendapatkan pengaduan dari ibu-ibu rumah tangga dan guru sekolah terkait jajanan tersebut.

"Kita langsung melakukan penyelidikan pada jajanan tersebut," ujar Agung di Ditkrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (4/2).

Polisi segera melakukan penyelidikan di kawasan Pekayom, Bekasi Selatan. Di kawasan ini banyak beredar jajanan tersebut. Agung berujar, jajanan tersebut sebenarnya hanya berisi susu coklat bubuk. Tapi bukan hanya susu, di dalam kotak kardus tersebut berhadiah sebuah benda menyerupai kondom.

Kemudian mulai ramai dibicarakan di beberapa media sosial tentang benda tersebut adalah kodom bekas yang dicuci bersih dan dijadikan hadiah. Lalu beredar juga cara mengkonsumsi susu tersebut yang diseduh di dalam benda diduga kondom.

"Saya mengklarifikasi berita tersebut tidak benar," ujar Agung.

Petugas Puslabfor Mabes Polri Astarini Endah mengatakan benda yang dicurigai mirip alat kontrasepsi tersebut dibawa ke Pusat Laboratorium Mabes Polri. Kemudian dilakukan pengkajian dengan menguji pada pembandingnya, yaitu kondom. Hasil pemeriksaan negatif. Artinya benda yang dicurigai kondom bekas bukanlah kondom.

"Kesimpulannya, mainan berbentuk balon yang diduga berbentuk limbah kondom itu tidak benar karena komposisi kimianya berbeda antara kondom dan mainan menyerupai balon tersebut," ujar Endah.

 

Baca juga:

Jika Banding Ditolak, Pendiri WikiLeaks Rela Ditangkap Polisi

Drone Tempur AS Tewaskan Enam Militan Yaman

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement