Kamis 04 Feb 2016 16:21 WIB

Masyarakat Sleman Diminta Antisipasi Virus Zika Lewat 3M Plus

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi gejala tertular virus Zika
Foto: Ist
Ilustrasi gejala tertular virus Zika

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Mafilindati Nuraini meminta masyarakat tidak sampai panik menanggapi kabar soal virus zika. Meski begitu ia berharap masyarakat juga tetap waspada.

 "Masyarakat tidak perlu panik tetapi harus tetap waspada. Kami mengimbau agar masyarakat tidak bepergian ke negara yang sudah berstatus KLB (kejadian luar biasa) penyakit virus zika," katanya, Kamis (4/2).

Sementara ini, antisipasi terhadap virus zika dapat dilakukan dengan pencegahan yang sama seperti pada kasus demam berdarah. Sebab perantara persebaran virus zika adalah nyamuk aedes agypty. Maka itu, Linda meminta agar masyarakat proaktif melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M+.

Pertama, menguras bak air maksimal dua pekan sekali. Kedua, menutup bak air. Sebab nyamuk bertelur pada genangan air bersih. Ketiga, mengubur seluruh barang bekas yang berpotensi memunculkan genangan air, seperti plastik dan kaca bekas.

Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan air yang menetes dari AC, lemari es, dan dispenser. Pasalnya genangan air dari beberapa alat rumah tangga sering menjadi media bertelur bagi nyamuk. Maka itu masyarakat harus lebih rajin membersihkan rumah. "Ini sekaligus untuk antisipasi penyakit DBD yg potensial meningkat," ujarnya.

Saat ini tim Kelompok Kerja DBD pun tengah melakukan monitoring 12 lokasi untuk memotivasi pelaksanaan Jumat Bersih. Di antaranya dengan pemantauan jentik dan pemberantasan satang nyamuk. Linda mengatakan, selama Januari ini terdapat 51 kasus DBD yang terjadi di Sleman.

Dari kasus tersebut ada satu yang meninggal dan sudah diaudit klinis. Peneliti Utama Eliminate Dengeu Project (EDP) DIY, Riris Andono Ahmad menyampampaikan, virus zika tidak lebih mematikan dari pada demam berdarah. Sementara ini serangan penyakit yang berbahaya di Indonesia masih diduduki oleh demam berdarah.

Ia mengemukakan, virus zika yang ditemukan di Indonesia bisa saja berbeda dengan apa yang terdapat di Amerika Latin. Adapun gejala zika ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri persendian, terkadang disertai dengan muncul ruam-ruam merah, dan peradangan pada mata.

Ia juga menghimbau agar masyarakat tetap mewaspadai keberadaan virus ini. Pasalnya Indonesia merupakan negara yang berpotensi terhadap serangan virus zika. Sebab virus tersebut dibawa nyamuk aides aegypti yang banyak berkembang di wilayah tropis, seperti Indonesia. "Yang penting langkah prefentifnya terus dilakukan, yaitu pemberantasan sarang nyamuk," ujar Riris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement