Selasa 02 Feb 2016 17:13 WIB

Lahan Persawahan di Kota Tasikmalaya Semakin Menyempit

Rep: Fuji E Permana/ Red: Winda Destiana Putri
Sawah
Sawah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Luas area persawahan di Kota Tasikmalaya semakin berkurang akibat pesatnya pembangunan.

Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan selama delapan tahun terakhir mencatat, ada 194 hektare lahan persawahan yang hilang. Di tahun 2008 masih ada 6.184 hektare lahan persawahan sampai 2015 tersisa 5.990 hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya, Enung Nurteti mengatakan, berkurangnya luas lahan persawahan berpengaruh pada produksi gabah di Kota Tasikmalaya.

Sebab, luas tanam padinya akan semakin sempit dan berdampak terhadap penurunan produksi gabah. Sementara, pemerintah pusat dan provinsi menekankan agar produksi gabah harus semakin bertambah setiap tahunnya.

"Produksi gabah tahun 2014 sebanyak 85.332 ton dan di tahun 2015 turun menjadi 79.083 ton," kata Enung kepada Republika, Selasa (2/2).

Artinya, selama satu tahun terakhir produksi gabah menurun sekitar 6.249 ton. Kemudian, tercatat ada 194 hektare lahan persawahan yang dialihfungsikan. Jika rata-rata satu hektare lahan sawah menghasilkan 6 ton gabah, maka hilangnya 194 hektare lahan persawahan mengurangi 1.164 ton produksi gabah.

Enung menjelaskan, menurunnya produksi gabah di 2015 juga akibat terjadi kemarau panjang. Tapi produktivitas padi di Kota Tasikmalaya terus bertambah dan rata-rata produksinya mencapai 6,2 ton perhektare. Terkait semakin menyempitnya lahan pertanian di Kota Tasikmalaya, ia menilai hal ini menjadi kendala bagi semua kota.

Sebab, lahan persawahan di perkotaan biasanya sempit. Dikatakan Enung, hal ini terjadi karena pembangunan di kota lebih pesat. Karena pembangunan di kota memang sudah dituntut untuk pesat. Akan tetapi, Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya terus berupaya untuk mempertahankan lahan persawahan.

Enung menerangkan, saat ini sedang membuat program Pengelolaan Lahan Pangan Berkelanjutan (P2LB). Sedang dilakukan survei untuk mengetahui lahan mana saja yang cocok untuk dijadikan P2LB. Tujuannya untuk menjaga ketahanan pangan kota dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.

"Targetnya lahan yang akan dijadikan P2LB itu sekitar seribu hektare lebih dan lahan ini nantinya tidak boleh dialihfungsikan sampai kapan pun," ujar Enung.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kota Tasikmalaya, Abah Uyun mengatakan, sebagai petani ia merasa sangat perihatin dengan semakin menyempitnya lahan pertanian di Kota Tasikmalaya. Ia juga memohon kepada Dinas Pertanian dan instansi terkait lainnya untuk lebih selektif dalam memberi ijin alihfungsi lahan.

Uyun menegaskan, jangan sampai lahan persawahan produktif dan berada di wilayah irigasi malah dialihfungsikan. Artinya, pemerintah harus sangat selektif dalam membuat ijin alihfungsi lahan persawahan. Terkait akan dibuatnya lahan persawahan abadi di Kota Tasikmalaya, ia menilai hal tersebut sudah seharunya dilakukan dari dulu.

"Sebenarnya sudah keduluan oleh kota lain yang sudah dari dulu membuat lahan pertanian abadi artinya mereka lebih dulu peduli terhadap pertanian," kata Uyun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement