REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sampai November 2015 telah menemukan sebanyak 443 balita kasus gizi buruk di 13 kabupaten dan kota. "Data sampai November 2015 sudah mencapai angka 443 orang terdiri 227 laki-laki dan 216 perempuan," Kata Kepala Bidang Bina Upaya Kesehatan (BUK) Dinkes Sulteng, Nurhasni di Palu, Selasa (2/2).
Ia merincikan untuk Kota Palu sebanyak 45 kasus, Kabupaten Sigi 35 kasus, Donggala 111 kasus, Parigi Moutong 81 kasus, Poso 47 kasus, Tojo Una-Una 5 kasus, Morowali 5 kasus. Selanjutnya Banggai 14 kasus, Banggai Kepulauan 8 kasus, Tolitoli 57 kasus, Buol 21 kasus, Banggai Laut 10 kasus dan Morowali Utara 6 kasus. "Untuk saat ini masih Donggala yang menempati rangking tertinggi sampai November 2015," ujarnya.
Pihaknya terus mendorong kabupaten dan kota untuk segera melaporkan data terakhir terkait angka gizi buruk sampai Desember 2015. Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya angka pasti nanti dapat diketahui sekitar bulan Maret tahun berjalan. "Pada dasarnya dalam menurunkan tingkat gizi buruk, kami hanya sebatas sosialisasi perilaku hidup sehat dan penanganannya ketika telah didapatkan," jelasnya.
Menurut Nurhasni, masih adanya kasus gizi buruk yang ada di lapangan, namun itu bisa terdeteksi ketika kasus tersebut sudah masuk ke perawatan di fasilitas kesehatan.
Upaya penanggulangan kasus gizi buruk dilakukan dengan melakukan pelacakan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di tiap wilayah, mulai dari posyandu sampai ke tingkat Puskesmas. Sementara itu berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah (Riskesda) Dinkes Sulteng pada 2013 sebanyak 442 balita mengalami kasus gizi buruk dan tahun 2014 berkurang menjadi 390 balita.