REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG -- Pemerintah pusat dan daerah didesak untuk mempercepat pembebasan lahan Tol Trans Sumatera agar peralatan berat kontraktor tidak menganggur terus karena tidak ada lahan untuk pengerjaan tol tersebut.
"Pembebasan lahan ini sangat mendesak dituntaskan segera. Dari lahan sepanjang 5 km yang sudah dibebaskan, seluruhnya sudah "lean concrete atau dicor bagian tengahnya, sementara yang rigid atau pengecoran bagian sudah sepanjang 3,5 km," kata Manajer Teknik PT Waskita Karya Marsesa Edward saat dihubungi di Desa Sabahbalau Lampung Selatan, Selasa.
Ia menyebutkan pihaknya tidak mengetahui kapan pembebasan lahan baru untuk jalan tol itu segera selesai, sementara peralatan berat mereka kini menganggur karena tidak ada lahan untuk pengerjaan jalan tol tersebut.
"Pembebasan lahan ini sangat mendesak dituntaskan, sementara peralatan berat kita sudah menganggur," katanya.
Mengenai kemajuan pembangunan Tol Trans Sumatera di wilayah kerja Waskita Karya, ia menyebutkan pihaknya sudah tuntas melakukan "lean concrete" sepanjang 5 km, rigid 3,5 km, pembangunan jembatan dan jembatan simpang susun sudah masuk tahap " erection girder" atau pemasangan girder beton prategang, sementara akses masuk ke simpang susun sudah "lean concrete" atau pengecoran bagian tengah badan jalan sepanjang 1,1 km.
Ia menyebutkan masalah lahan itu pekan lalu kembali dibahas antara kontraktor dengan Prmprov Lampung dan BPN Lampung.
Hal senada juga disebutkan Kepala Proyek Tol Trans Sumatera dari Waskita Karya, Marsudi. "Kami sudah kehabisan lahan untuk bekerja karena belum ada lahan baru yang dibebaskan. Karenanya, alat-alat berat kami ngganggur," katanya.
Waskita Karya mendapatkan penugasan pembangunan tol sepanjang 41,5 km, namun baru 5 km di antaranya yang sudh dibebaskan.
Tol Trans Sumatera dirancang mampu dilalui kendaraan yang bertonase 80- 90 ton. Badan jalan tol yang dibangun terdiri atas : rigid atau cor beton badan jalan bagian atas setebal 30 cm, lean concrete atau pengerjaan bagian tengah badan jalan setebal 10 cm, dan base atau pengerjaan bagian bawah badan jalan setebal 20 cm.
Jalan tol Trans Suamtera nantinya akan memiliki lebar kurang lebih 21 meter. Lebar tersebut terdiri atas lebar dua jalur jalan untuk dua arah kendaraan dengan lebar masing-masing 9,2 meter. Selain itu di pinggir jalan juga akan dibuat bahu jalan dengan lebar masing-masing 2,5 meter, sedangkan di antara kedua jalur akan dipasang median selebar 2,25 meter.
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dicanangkan Presiden Joko Widodo pada akhir April lalu di Desa Sabahbalau. Pembangunan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni- Terbanggi Besar- Palembang Sumsel sepanjang sekitar 400 km ditargetkan selesai pada Juni 2018 atau sebelum Asian Games 2018 berlangsung.
Kontraktor yang melakukan pembangunan tol di ruas Bakauheni-Terbanggi Besar adalah PT Pembangunan Perumahan, Waskita Karya, Adhi Karya dan Wika. Namun, baru PP dan Waskita Karya yang sudah mulai melakukan pembangunan Tol Trans Sumatera, sedang Adhi Karya dan Wika masih terkendala lahan yang tak kunjung tuntas dibebaskan.
Sehubungan itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono kembali menyebutkan pembebasan lahan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar Lampung sepanjang 140 kilometer akan selesai pada 2016.