Sabtu 30 Jan 2016 13:50 WIB

Petani Majalengka Andalkan Sayuran

Petani merawat tanaman bawang di kawasan lereng Ciremai, Argapura, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (29/12).
Foto:

Manajer Penjualan dan Pemasaran Ewindo area Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah Margono mengatakan setelah mempelajari karakteristik petani timun, penyakit yang menyerang tanaman dan selera konsumen pihaknya meluncurkan varietas Etha 87 F1 yang memiliki beberapa keunggulan sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi.

Berbeda dari varietas yang ada saat ini, timun jenis baru ini mampu merambat sendiri sehingga petani dapat mengurangi biaya tenaga kerja, jelas Margono.

Produktivitas timun ini mencapai 30-40 ton per hektar, bahkan kalau lahannya bagus serta didukung cuaca yang baik biasa mencapai 50 ton per hektar. Produktivitas ini jauh lebih dari rata-rata produktivitas timun nasional sebesar 10 ton per hektar.

Kemudian tanaman timun ini juga mampu menghasilkan buah 25 sampai 30 untuk setiap pohonnya, serta dirancang memiliki ukuran, warna, serta rasa yang disukai masyarakat sebagai timun lalap, kata Margono.

Pasar yang luas dan siklus tanam singkat, menjadikan mentimun sebagai salah satu sayuran berpeluang bisnis menarik. Ditambah lagi, modal usahanya terbilang tidak terlalu besar dan berpeluang menghasilan laba yang menarik.

Berdasarkan hitungan analisis usaha tani yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian pada 2010, dari setiap hektar (populasi 17.000 tanaman) petani menuai pendapatan Rp42-juta selama 60 hari penanaman. Setelah dikurangi biaya produksi sebesar Rp28.735.000 petani masih mengantongi keuntungan Rp13.265.000 per dua bulan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement