REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Branding Wonderful Indonesia yang terus berkibar di dunia Internasional tak boleh membuat dunia pariwisata Indonesia lengah. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun segera bergerak melakukan konsolidasi dan introspeksi internal.
Menpar berupaya memastikan seluruh pasukan pariwisata Indonesia benar-benar siap untuk bersaing dengan negara-negara lain. Menurut Arief, Setelah fase branding unggul, tugas lanjutannya adalah advertising dan selling. Arief juga menegaskan perlunya seluruh elemen dunia pariwisata untuk kompak dan solid.
"Ibaratnya, jangan sampai, sudah mengundang banyak tamu, tetapi situasi di rumah masih berantakan. Terjadi pertengkaran sana sini, saling jegal, saling serang, saling serobot. Barisan masih belum rapat? Itu akan kontraproduktif. Akhirnya wisman kapok, ogah datang lagi, dan celakanya dia dengan mudah akan menceritakan kepada community-nya bahwa destinasi kita amburadul? Tidak siap. Lalu dia up load ke media sosial? Maka, capai-capai promosi kita, tidak ada gunanya?" ungkap Menpar dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat (29/1).
Untuk memastikan kesiapan dunia pariwisata Indonesia, Menpar menggelar Rakornas Pariwisata per tiga bulanan. Rakornas itu dihadiri seluruh petinggi Kemenpar hingga Eselon 4, industri pariwisata atau communities, PHRI, ASITA, GIPI, para Kadispar Provinsi se-Indonesia, dan media di Hotel Kempinski, Bundaran Thamrin-Sudirman itu.
"Kami sedang membangun Corporate Culture, yang dinamai WIN-Way. Singkatan Wonderful Indonesia," kata dia. Arief menuturkan, korporasi raksasa dunia, General Electric (GE) ditangan John Francis Welch Jr melahirkan The GE Way. Tujuh prinsip yang dipegang teguh Jack Welch itu mengubah budaya lama, dan membangun budaya kerja baru. Lalu perusahaan perangkat keras kompeter terbesar di News York, AS, International Business Machines melahirkan IBM Way. Maka
Menpar pun meluncurkan corporate culture dengan nama WIN Way. “Singkatan dari Wonderful Indonesia Way!” jelas Arief Yahya, yang juga bisa dimaknai sebagai WIN Way, jurus menang. “Rumusnya 3S, yakni Solid, Speed dan Smart! Pertama, solid, kompak, bersatu menuju Indonesia Incorporated."
Arief mengungkapkan, agar solid, harus pintar bersinergi, berkolaborasi, berkoordisasi. “Dulu ketika di Telkom, saya tegaskan bahwa sinergi itu bukan pilihan, tetapi suatu keharusan. Kalau tidak bersatu, tidak akan menang, kalau tidak menang, kapan mau bersatu?” cetusnya.
Kedua, speed, atau kecepatan. Menurut dia, tahun 2016 ini sudah ditetapkan oleh Presiden RI sebagai tahun percepatan, tahun akselerasi. Dalam persaingan masa kini dan masa depan, speed itu penting. “Yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil,” tuturnya.
Menpar pun berterus terang di hadapan forum sekitar 400 orang itu, bahwa pasukannya masih harus bergerak lebih cepat, antilelet. Tidak ada pilihan lain, jika ingin memenangkan pertarungan, harus bergerak lebih ngebut.
Ketiga, kata Menpar Smart. Dalam strategi bisnis ada 3C yang harus dilakukan oleh pariwisata, setelah ditetapkan sebagai sektor unggulan, selain pangan, energi, maritim dan infrastruktur. Yakni keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, dan kooperatif. "Komparatif itu memetakan keunggulan dan kehebatan kita ada di mana? Kompetitif, posisi kita sudah berada dimana? Dibandingkan dengan rival yang sama? Kooperatif, strategi bermitra ketika dua C di atas tidak cukup untuk modal bersaing di pasar," tegasnya.