Kamis 28 Jan 2016 16:31 WIB

Dinkes DKI: Jakarta Aman dari Virus Zika

Rep: c18/ Red: Andi Nur Aminah
Gigitan nyamuk dengan pembawa virus zika jadi penyebab munculnya penyakit.
Foto: wikipedia
Gigitan nyamuk dengan pembawa virus zika jadi penyebab munculnya penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Kusmedi memastikan kawasan Ibu Kota bebas dari virus zika, termasuk kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, yang sebelumnya mendapat edaran dari Dinkes Provinsi DKI. "Tidak ada pasien yang terpapar virus zika di Jakarta, semua aman," kata Kusmedi di Jakarta, Kamis (25/1).

Meski demikian, Kusmedi mengatakan, masyarakat tetap harus waspada terkait penyakit tersebut. Gejala penyakit zika persis seperti DBD dan chikungunya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu badan. "Untuk memastikan penyakitnya, masyarakat lebih baik memeriksakan diri ke dokter kalau merasakan gejala," katanya.

Sebelumnya, virus zika disebut-sebut dapat menyebabkan perubahan bentuk tubuh dan microcepalys pada bayi kalau terpapar pada ibu hamil. Namun, Kusmedi mengatakan, hal tersebut masih diteliti lebih lanjut untuk memastikan hubungan virus zika dan microcepalys. "Kemungkinan begitu, tapi ini masih diteliti lagi lebih dalam," katanya.

Kusmedi mengatakan, zika merupakan penyakit yang tergolong ringan. Dia melanjutkan, penyakit ini bahkan lebih ringan dari DBD hanya saja memiliki gejala yang sama.

Sementara, Regional Coordinator di WHO South East Asia Regional Office‎ Tjandra Yoga Aditama mengatakan, virus zika sendiri ditemukan pertama kali di Uganda pada 1947 pada monyet di hutan Zika. Lalu pada 1948 ditemukan pada nyamuk Aedes africanicus dan pada 1954 ditemukan pada manusia di Nigeria. ‎

(Baca Juga: Terkait Virus Zika, Ahok Minta Dinas Kesehatan Cek Obat).

Pada dasarnya, klinis penyakit ini ringan dan self limited. Keluhan dapat berupa bercak merah di kulit, demam, nyeri kepala, dan mata terasa panas dan atau conjunctivitis.‎ Baru beberapa waktu ini saja infeksi virus ini diduga dihubungkan dengan gangguan susunan saraf pusat dalam bentuk microcepalys dan retardasi mental.

Tjandra mengatakan, virus zika tergolong flavi virus yang tadinya berbentuk hanya seperti demam berdarah, tapi lebih ringan. Ada juga yang menyebutkannya sebagai bentuk ringan dari penyakit chikungunya.  Virus zika menular melalui gigitan nyamuk Aedes, tapi ada juga laporan melalui seks atau transplasental walaupun amat jarang.  

Dalam peta epidemi dunia, Tjandra mengatakan, negara Asia termasuk daerah terpapar virus zika, khususnya dalam bentuk ringan. Dia mengatakan, sejauh ini belum ada obat antiviral dan belum ada vaksin untuk mencegah infeksi ini. "Dunia kesehatan masyarakat masih mengamati kejadian di Brasil ini dengan saksama dan sejauh ini belum ada langkah kesehatan internasional yang khusus dilakukan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement