REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Kepolisian Air Polda Kepri menyisir perairan berbatasan dengan Johor Malaysia untuk membantu mencari korban kapal TKI yang tenggelam setelah diterjang gelombang tinggi pada Selasa (26/1).
"Anggota dari Polair Polda Kepri terus menyisir perairan Indonesia, khususnya wilayah tidak jauh dari Johor, untuk membantu mencari korban," kata Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono di Batam, Kamis.
Seperti diketahui, lokasi tenggelamnya kapal TKI tersebut tidak jauh dari wilayah Indonesia, khususnya perairan Batam dan Bintan.
"Penyisiran tersebut dilakukan mengantisipasi jika ada korban yang terbawa arus ke perairan Kepri mengingat saat ini tengah memasuki musim angin utara dengan arus mengarah ke Kepri. Hingga saat ini, kami belum mendapatkan informasi resmi mengenai jumlah penumpangnya. Jadi, sebagai wilayah yang berdekatan, petugas polair juga turut membantu mencari korban-korban itu," kata dia.
Ia mengatakan, meskipun sudah melakukan penyisiran sejak dua hari terakhir, sampai Kamis sore belum ditemukan satu pun korban yang berada di perairan Kepri.
"Petugas akan terus melakukan penyisiran hingga ada pengumuman resmi mengenai jumlah korban diketahui dan ditemukan," kata Hartono.
Sementara itu, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru menyebutkan, sudah 22 jenazah warga negara Indonesia (WNI) korban tewas akibat kapal tenggelam di perairan laut Kelise, Johor, Malaysia, pada Selasa (26/1).
"Jumlah jenazah sudah 22 orang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 perempuan," kata Konjen RI Johor Bahru, Taufiqur Rijal.
Taufiqur mengatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan atas kasus kapal tenggelam ini termasuk dalam upaya untuk pemulangan jenazah ke Tanah Air.
Disebutkannya, jenazah atas nama Agus Susanto, Kamis (hari ini), akan dipulangkan ke Indonesia melalui Kuala Lumpur yang akan didampingi kakak kandung almarhum, Solehah.
Kapal tersebut diduga berangkat dari perairan Indonesia dan masuk ke perairan wilayah Sungai Tengah, Bandar Penawar Kota Tinggi, Malaysia, secara ilegal.
Terkait kasus tersebut, KJRI Johor Bahru telah menyediakan kontak darurat bagi publik di Indonesia yang merasa kehilangan saudara atau kerabatnya di nomor seluler +60177301424 (Marsianda) dan +60103665506.
"Pihak keluarga korban bisa menghubungi kami melalui telepon seluler beberapa anggota satgas perlindungan KJRI Johor Bahru," katanya menjelaskan.