Rabu 27 Jan 2016 19:38 WIB

Hadapi Cuaca Ekstrem, Kemenhub Terbitkan Maklumat Pelayaran

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Andi Nur Aminah
Cuaca Ekstrem/Ilustrasi
Foto: bmkg.go.id
Cuaca Ekstrem/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada akhir Januari hingga Februari 2016. Laporan BMKG ini tentu sangat penting bagi keselamatan transportasi di Indonesia. 

Menyikapi hal itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menancapkan kewaspadaan tingkat tinggi dan menyiapkan sejumlah langkah antisipasi menyambut cuaca ektrem tersebut. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Bobby Mamahit mengatakan, telah menerbitkan maklumat pelayaran pada setiap Senin yang ditujukan kepada para Kepala Kesyahbandaran Utama, Kepala Otoritas Pelabuhan Utama, Kepala Kantor Pelabuhan Batam, Kepala Kantor KSOP dan UPP, Kepala Pangkalan PLP, serta Kepala Distrik Navigasi.

Bobby menjelaskan, maklumat tersebut berisi prakiraan cuaca ekstrem yang akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, dalam maklumat tersebut juga menginstruksikan agar dilakukan pemantauan ulang kondisi cuaca setiap hari melalui laman BMKG di www.bmkg.go.id. Mereka juga diimbau untuk  menyebarluaskan hasil pemantauan kepada pengguna jasa dan menampilkannya di terminal atau tempat embarkasi/debarkasi penumpang.

"Apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan kapal maka Surat Perizinan Berlayar (SPC) ditunda sampai kondisi cuaca di sepanjang perairan yang akan dilayari benar-benar aman," ujarnya di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu (27/1).

Ia juga meminta kepada seluruh operator kapal dan nakhoda untuk melakukan pemantauan kondisi cuaca minimal enam jam sebelum keberangkatan. Selanjutnya melaporkan hasilnya kepada syahbandar pada saat mengajukan permohonan SPB.

Bobby menambahkan, selama pelayaran, nakhoda juga wajib melakukan pemantauan kondisi cuaca setiap enam jam. Hasilnya agar dilaporkan kepada stasiun radio pantai terdekat serta dicatatkan ke dalam logbook.

Kewaspadaan tingkat tinggi juga disiapkan Kemenhub dengan menginstruksikan kapal-kapal negara (kapal patroli) untuk tetap bersiaga, terutama di wilayah perairan yang rawan kecelakaan. Mereka juga diimbau memberi pertolongan terhadap kapal yang dalam keadaan bahaya.

"Laporan dari BMKG memang di bebarapa wilayah Indonesia terjadi cuaca kurang baik. Mulai Januari dan Februari cuaca ekstrem. Tinggi gelombag empat sampai enam  meter dan hujan lebat perlu diwaspadai kapal-kapal. Kami sudah kirim telegeram ke syahbandar untuk segera antisipasi kondisi cuaca yang terjadi sesuai laporan cuaca BMKG," lanjutnya.

Hal itu juga, telah disampaika kepada INSA, dan beberapa pengelola pelabuhan Pelindo, ASDP, dan PT Pelni.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement