Rabu 27 Jan 2016 14:46 WIB

Petani Lebih Pilih Jual Beras ke Pasar Daripada ke Bulog

Rep: Riga Iman/ Red: Nur Aini
Petani sedang memanen sawahnya, ilustrasi
Foto: Antara
Petani sedang memanen sawahnya, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Para petani di Kabupaten Sukabumi lebih memilih menjual hasil panen padinya ke pasar daripada ke Bulog. Hal ini karena, harga pembelian pemerintah (HPP) yang diterapkan Bulog masih rendah dan jauh dari harga pasar.

Salah seorang petani di selatan Kabupaten Sukabumi yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan mengatakan, para petani sebagian besar memang belum menjual berasnya ke Bulog. ‘’ Saat ini petani kebanyakan menjual beras ke pasaran karena harganya jauh lebih tinggi,’’ ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (27/1).

Sahlan menerangkan, para petani sebagai produsen beras berharap mendapatkan harga jual yang baik dan menguntungkan. Oleh karena itu, petani meminta Bulog menaikkan HPP beras agar petani tertarik menjualnya ke lembaga tersebut. Bila harganya tidak berbeda jauh dengan di pasar, maka petani akan beralih menjual beras ke Bulog.

Kepala Sibdivre Cianjur Drajat Sudrajat menerangkan, HPP beras yang berlaku saat ini masih sebesar Rp 7.300 per kilogram. Besaran harga pembelian itu lanjut dia dinilai masih rendah. Hal ini, kata Drajat, menjadi penyebab kebanyakan petani lebih memilih menjual berasnya ke pasaran yang harganya lebih tinggi.

Fenomena tersebut menyebabkan sejumlah mitra Bulog menginginkan adanya kenaikan HPP untuk lebih menguntungkan petani. Drajat menerangkan, pada 2015 lalu penyerapan beras dan gabah di Bulog Cianjur masih sedikit yakni 18 ribu ton. Jumlah tersebut sebenarnya sudah memenuhi target yang ditetapkan pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement