REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kelurahan Bukit Duri Tebet, Jakarta Selatan, masih merasa waswas dengan kemungkinan banjir yang bakal melanda daerah mereka selama musim penghujan. Kawasan permukiman yang lokasinya berdekatan dengan Sungai Ciliwung itu memang termasuk salah satu daerah langganan banjir di Ibu Kota setiap tahun.
Salah satu warga RW 12 Bukit Duri, Eko Purwanto (28 tahun) menuturkan, banjir yang kerap menyasar lingkungan tempat tinggalnya seakan sudah menjadi semacam rutinitas tahunan. "Biasanya kalau udah musim hujan, daerah sini mudah sekali kebanjiran," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (26/1).
Ia mencontohkan, pada November 2015, sejumlah perumahan di RW 12 sempat tergenang air setinggi lutut orang dewasa akibat luapan Sungai Ciliwung. Yang lebih parah lagi, kata Eko, pada Februari tahun lalu banjir di tempatnya pernah mencapai ketinggian 1,5 meter.
Aktivitas belajar dan mengajar di SMAN 8 Jakarta, salah satu sekolah favorit nasional yang berada di kawasan tersebut pun dihentikan pada waktu itu. Sementara, warga yang rumahnya terkena banjir terpaksa mengungsi ke beberapa tempat, seperti depo kereta api Stasiun Bukit Duri, atau pelataran parkir ruko dan gedung-gedung yang terdapat di sepanjang Jl Jatinegara Barat.
"Pada November biasanya sudah ada banjir di sini, tapi puncaknya rata-rata terjadi pada Februari," tutur Eko.
Ia menambahkan, banjir yang kerap melanda perumahan warga Bukit Duri umumnya merupakan air kiriman dari hulu Sungai Ciliwung yang terletak di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, ketika Jakarta diguyur hujan selama tiga hari berturut-turut sekalipun, daerah Bukit Duri tidak akan kebanjiran selama ketinggian air di hulu Ciliwung masih dalam batasan normal.
Baca juga:
Polisi Selidiki Mayat Perempuan dalam Drum
Diguyur Hujan, Kota Mataram Penuh Genangan Air