Selasa 26 Jan 2016 10:19 WIB

Pertuni: Tunanetra tak Sekadar Tukang Pijat

Rahmat (11 tahun) membantu ayahnya, Ade Djunaedi (35) yang tunanetra menjual kerupuk ikan. Mereka menjual kerupuk SPBU Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Foto: RZ
Rumah Zakat Kembangkan usaha ternak milik tunanetra di Banten,

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menurut Aria, jumlah tunanetra yang selalu dipakai pihaknya adalah estimasi dari Kementerian Kesehatan, yaitu sebesar 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Jumlah penduduk Indonesia 250 juta orang, maka jumlah penyandang tunanetra mencapai 3,75 juta orang," ucap Aria.

Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk mengurus dan memberdayakan tunanetra. "Sehingga setelah tunanetra itu berhasil, saya harapkan tunanetra itu bisa menjadi subjek pembangunan di daerah tersebut bukan terus-menerus menjadi objek belas kasihan," ujarnya.

Setelah melewati tiga kota, yaitu Surabaya, Tuban, dan Semarang, kegiatan tur sembilan kota oleh kalangan tunanetra yang bertajuk "Parade Tongkat Putih" sampai di kota kelahirannya di Solo, Selasa (26/1).

Pertuni telah melakukan sejumlah kegiatan untuk memperingati HUT ke-50 antara lain melakukan donor darah yang bertajuk "1.000 kantung darah dari tunanetra bagi bangsa, menggelar operasi katarak gratis, pemberian bantuan tongkat putih dari Lions Club kepada kalangan tunanetra.

Selain itu, penyerahan draft RUU disabilitas kepada pemerintah dan acara parade tunanetra dengan menggunakan tongkat putih yang saat ini sedang berlangsung.

Parade berlangsung selama 9 hari pada 23-31 Januari 2016. Setelah Solo, parade tongkat putih akan dilanjutkan ke Yogyakarta, Purwokerto, Garut, Bandung, dan berakhir di Jakarta dengan mengambil tema" Tongkat Putih adalah Pengganti Penglihatan Kami, Tongkat Putih adalah Identitas Kami".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement