REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Khotiamh (43) hanya bisa pasrah dengan kiloan daging sapinya yang belum terjual. Sejak pagi hari, belum satu pun pembeli menghampiri lapaknya yang terletak di lantai dasar pasar Wonokromo, Surabaya.
Bukan pertama kali, kondisi ini sudah terjadi sejak dua hari terakhir. Menurut dia, sejak melambungnya harga daging sapi berdampak pada jumlah pembeli yang mengalami penurunan.
"Paling 2-3 orang itu pun tak banyak belinya. Saya nggak tega juga kalau kasih harga kemahalan, yang penting saya nggak nombok saja," tutur Khotimah kepada Republika.co.id, Senin (25/1).
Saat ini kata dia, daging sapi dijual dengan harga Rp 110 ribu per kilogramnya. Namun, bila yang membeli merupakan pelanggan tetap atau untuk rumah makan, Khotimah akan menurunkan harganya menjadi Rp 105 ribu per kilogram. Padahal beberapa hari sebelumnya harga daging sapi masih dijualnya seharga Rp 9.500 per kilogram.
Adanya kenaikan harga daging sapi juga diakui Muhammad Irfan (29), salah satu pemasok daging sapi untuk sejumlah pasar di Surabaya. Kata dia, meroketnya harga daging beberapa hari terakhir karena stok sapi dari peternak berkurang.
Jika biasanya ia bisa mendapatkan empat ekor sapi dari peternak, tapi kelangkaan yang terjadi membuat ia hanya bisa memasok 2 ekor sapi ke pasaran tiap harinya.
"Susah sekarang nyari yang mau jual sapinya, stoknya kurang. Jadi harganya pun naik," tutur Irfan yang mengaku mengambil pasokan sapinya dari Pacet dan Probolinggo.
Sementara naiknya harga daging juga menjadi permasalahan tersendiri bagi pemilik rumah makan. Sudah dua hari ini.
Wohyono mengurangi sejumlah menu di rumah makan miliknya di Jalan Margorejo, Surabaya. Menu lauk yang dikurangi berbahan dasar daging sapi seperti rendang, satai, dan rawon.
Hal ini ia lakukan, lantaran terjadinya kenaikan harga daging sapi di pasaran. Kendati demikian, ia tak mau menghupus semua menu berbahan dasar daging sapi. Sebeb pelanggan masih kerap menanyakan.
Untuk harga porsi makan pun kata Wahyono tak ingin merubah. Sebab jika dinaikan ia khawatir justru justru pengunjung rumah makannya menjadi berkurang.
"Stok (menu) ada cuma nggak full, separuh saja. Mau bagaimana lagi, kalau kita naikkan harga menunya pembeli protes. Dari pada yang biasa beli ke sini pada pergi jadi harganya sama saja," tutur Wahyono. Ia menjelaskan untuk seporsi nasi dengan rendang atau rawon seharga Rp 11 ribu.