REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Prof Dr H Zainal Abidin M.Ag mengemukakan munculnya gerakan radikal disebabkan pemahaman yang sempit terhadap ayat-ayat Alquran dan Hadits. Pakar pemikiran Islam modern itu mengatakan kelompok orang yang melahirkan gerakan radikal cenderung tidak melakukan kontekstualisasi dan interpretasi terhadap suatu naskah Alquran dan Hadits.
"Minimnya pemahaman terhadap Alquran dan hadis," kata Prof. Zainal Abidin, di Palu, Senin.
Padahal, kata dia, suatu Firman Allah yang tertulis dalam Alquran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW mengandung banyak arti dan makna. Begitu pula dengan suatu Hadits yang diriwiyatkan oleh perawinya mengandung berbagai makna. Ketua MUI Kota Palu itu mengatakan, tidak bisa dijadikan patokan untuk mengklaim diri sebagai paling benar jika hanya berpatokan pada satu ayat Alquran dan satu Hadits.
"Tidak boleh mengklaim orang lain salah, jika anda hanya berpegang pada satu dalil untuk menjustifikasi orang," sebutnya.
Ia menegaskan, Islam tidak menyuruh membunuh sesama manusia. Melainkan Islam merupakan agama yang dapat bergandengan tangan dan bersahabat dengan penganut agama lain yang ada di Indonesia bahkan di dunia ini.
"Islam menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Dengan itu Islam tidak harus menjadi bumerang bagi agama lain dan bagi Islam itu sendiri," katanya.