Senin 25 Jan 2016 08:52 WIB

Kubu ARB: Agung Idealnya Ikut Rapimnas

Rep: antara/ Red: Muhammad Subarkah
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (kanan), berbincang dengan Presiden ke-3 RI yang juga sesepuh Partai Golkar, B.J. Habibie (kiri), ketika menghadiri acara Pembukaan Rapimnas Partai Golkar Tahun 2016 di JCC, Jakarta, Sabtu (23/1).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (kanan), berbincang dengan Presiden ke-3 RI yang juga sesepuh Partai Golkar, B.J. Habibie (kiri), ketika menghadiri acara Pembukaan Rapimnas Partai Golkar Tahun 2016 di JCC, Jakarta, Sabtu (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - -  Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (ARB) menyatakan, Rapimnas partai beringin itu seharusnya dimanfaatkan oleh seluruh kader, termasuk dari pihak kubu Agung Laksono dengan ikut sebagai peserta.

    ''Dengan ikut sebagai peserta,  maka kubu Agung bisa memilih ikut di sidang komisi-komisi, kata Wakil Sekjen Golkar hasil Munas Bali, Lalu Mara Satria Wangsa melalui rilisnya di Jakarta, Ahad (24/1).

     Kubu ARB, kata Lalu Mara, sudah memberikan segalanya, termasuk menawarkan cara penyelesaian menyeluruh atas konflik di tubuh partai tersebut. Tawaran ARB  disampaikan secara terbuka dan formal dalam pidato politik pembukaan rapimnas tersebut.

      Jika kubu Agung ikut sebagai peserta, kata dia, maka bisa memilih ikut di sidang komisi yang dibagi menjadi tiga, dan salah satunya yang paling hangat adalah komisi bidang organisasi. Disanalah mereka harus meyakinkan peserta yang merupakan pemilik suara yang sah.

     "Kan mudah sekali meyakinkan 2/3 pemilik suara. Tanpa perlu harus keliling ke seluruh Indonesia. Jangan ngomong di media, karena media tidak punya hak suara di Rapimnas," kata Lalu Mara.

     "Dan jangan pula nunggu disuapin atau nunggu matang. Harus kerja. Ibaratnya, sebelum jadi nasi, kan harus ngebajak sawah, menanam sawah dengan bibit unggul, menyirami, merawat, baru akhirnya bisa manen. Jangan mau manen saja tanpa ikut ngebajak sawah, menanam, menyiram, dan merawat," sambung Lalu Mara.

     Sebagai politisi dan kader Golkar, lanjut Lalu Mara, tentu semuanya tahu aturan organisasi. Sebagai aktivis atau pejuang organisasi tahu bahwa perdebatan yang akhirnya mengambil keputusan dimulai dari sidang komisi terus dibawa ke paripurna.

     "Bukan ngomong di media. Kalau masih ngomong di media tanpa ikut Rapimnas, Ini sih yang ngebajak siapa, yang mau manen siapa? Kan gak nemu. Petani aja marah kalau padi yang dia tanam dan rawat terus dipanen sama orang lain," lanjut Lalu Mara.

     Meski demikan, masih kata Lalu Mara, dengan rendah hati ARB menawarkan ‘pertandingan' yang sesuai dan diatur AD/ART. Artinya, sebelum laga dimulai harus dibahas persiapan dan mekanisme lewat Rapimnas.

     "Oleh karenanya mereka harus ikut Rapimnas, dan yakinkan dong pemilik suara agar mau buat pertandingan ulangan he he. Kalau mau 'ngarep' menang WO, lah mana bisa. Timnya aja sudah dicabut sebagi tim oleh Menkumham atas perintah Mahkamah Agung he he," ungkap Lalu Mara.

     Mara menambahkan, mana ada di politik menang tanpa keringat (kerja) alias menang WO. Dan tampaknya kubu Agung seperti 'ngarep' menang WO.

    "Sudah diputuskan tidak sah sebagai tim, sudah dicabut SK-nya oleh Menkumham atas perintah MA, terus mau ngarep pula menang WO," Lalu Mara menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement