REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pedagang daging sapi di sejumlah pasar di kota Medan mengalami penurunan penjualan. Beberapa pedagang mengaku hanya tinggal menggantungkan pendapatan mereka kepada para pelanggan.
"Ke langganan itu lah paling, ke hotel-hotel, tukang nasi, bakso, sate. Kalau enggak ada langganan bingung juga,," kata salah satu pedagang Pasar Kemiri, Mariati saat ditemui Republika, Minggu (24/1).
Mariati menyebutkan, harga daging sapi yang ia jual saat ini, yakni Rp 115 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. Harga ini naik dari sebelumnya Rp 100 ribu dan Rp 115 ribu per kilogram.
Sebelum harga menyentuh Rp 130 ribu, Mariati mengaku bisa menjual dua hingga tiga ekor sapi dalam satu hari. Bahkan, ia mampu menjual hingga empat ekor sapi jika pesanan dari pelanggannya sedang banyak. Satu ekor sapi, kata Mariati, memiliki berat sekitar 200 kg.
"Kalau sekarang paling banyak dua ekor sehari. Sejak harga naik terakhir inilah, sejak lima hari ini," ujarnya.
Menurut Mariati, banyak pelanggannya yang mengurangi jumlah daging sapi yang mereka beli. Hal ini tentu memengaruhi pendapatannya. "Pelanggan ada yang biasanya ngambil sekilo sekarang jadi setengah kilo. Dikurangi jumlahnya. Ada yang nggak datang-datang lagi," kata Mariati.
Ia pun berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah terbaik untuk menyelesaikan masalah tingginya harga daging sapi ini. Teriakan akibat harga daging sapi yang tinggi juga datang dari pembeli. Neti, warga Medan Area mengatakan, harga yang tinggi tentu membuat ia dan keluarganya tidak bisa sering mengonsumsi daging sapi.
"Kalau perlu kali beli juga tapi sekarang nggak bisa banyak-banyak, sedikit aja," kata Neti.