REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto penuhi janji untuk menjawab semua pertanyaan wartawan yang selama ini kritis terhadap persoalan pemerintahan, dengan menggelar kopi darat (kopdar), Sabtu (23/1).
"Saya lebih nyaman berdiskusi seperti ini (kopdar) secara langsung, dari pada seremonial atau chatting room, takut salah persepsi," kata Bima disela-sela kopdar yang berlangsung di Sekretariat Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB).
Dalam kopdar tersebut berbagai persoalan terkait kinerja pemerintah yang dikritisi oleh wartawan dijawab satu persatu oleh politisi PAN tersebut, mulai dari enam program skala prioritas Pemerintah Kota Bogor, persoalan kemacetan, sampah hingga kehadiran taman-taman.
Hadirnya Bima untuk kopdar bareng wartawan harian Bogor, dilatar belakangi dari diskusi-diskusi yang kerap disampaikan oleh wartawan dalam grup WhatsApp (WA) Humas Pemkot Bogor.
Bima menjadi salah satu anggota dari 32 anggota di grup bersama Info Pemkot yang sebagian besar diisi oleh wartawan yang bertugas di Kota Bogor.
Berbagai persoalan tentang pemerintahan dan pembangunan dikritisi oleh wartawan melalui forum tersebut. Seperti kehadiran taman, kemacetan, sampah, dan penataan transportasi, serta perjalanan dinas keluar negeri.
Namun, selama bergabung dalam forum tersebut, Bima jarang mengkomentari atau menanggapi diskusi-diskusi yang disampaikan wartawan. Sehingga wartawan semakin gencar terus berdebat.
"Saya terus mengikuti diskusi-diskusi di grup, kadang di sela-sela agenda kota, sejam dua jam saya cek WA. Lebih banyak memantau, saya tidak kuat diskusi di WA takut salah persepsi," katanya.
Bima mengakui, dirinya terkadang khilaf untuk menjawab pesan WA dari para wartawan yang banyak mengajukan pertanyaan. "Teknisnya kadang khilaf, tidak bermaksud mencekiknya, kelalaian, saya minta maaf," katanya.