REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir menargetkan perguruan tinggi di Indonesia harus berada pada posisi tiga besar di kawasan ASEAN (Asia Tenggara) pada 2019.
"Perguruan tinggi kita ini ketinggalan di dunia. Harus lari dengan cepat, tidak boleh lagi kerja pelan-pelan," katanya saat meresmikan kampus baru Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Sabtu (23/4).
Menurut dia, sekarang ini merupakan eranya kompetisi, termasuk dalam dunia pendidikan tinggi sehingga perguruan tinggi di Indonesia harus terus meningkatkan kualitasnya untuk bersaing.
Ia mengatakan bahwa seluruh perguruan tinggi harus selalu meningkatkan kualitas, meningkatkan pelayanan, memperbaiki kinerja, dan memperbaiki apa saja aspek yang dirasa masih mengalami kekurangan.
"Harus kerja keras, kerja keras, dan kerja keras. Cita-cita kami sampai 2019, kita harus masuk tiga besar di kawasan Asia Tenggara dulu," kata mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang terpilih itu.
Nasir menegaskan bahwa ketertinggalan Indonesia selama ini dengan negara-negara tetangga, yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura, termasuk dalam bidang pendidikan tinggi harus dikejar.
Berkaitan dengan UPGRIS yang merupakan salah satu lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), dia mengharapkan UPGRIS (dulunya IKIP PGRI Semarang, red.) menjadi universitas pendidikan terbaik.
Fasilitas yang dimiliki UPGRIS, dinilainya sudah bagus, seperti lapangan basket, tenis, basket, baik "indoor" maupun "outdoor", futsal, dan voli untuk mendukung pengembangan bakat keolahragaan.
"Ke depannya, harus punya mimpi dengan cara terus meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Targetnya, bagaimana bisa menjadi universitas pendidikan berkelas dunia," ujarnya.