Kamis 21 Jan 2016 19:39 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Gerus Lahan Pertanian dan Perkebunan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Miniatur kereta cepat diperlihatkan dalam Pameran
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Miniatur kereta cepat diperlihatkan dalam Pameran "China High Speed Railway On fast Track" di Senayan City, Jakarta, Kamis (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bakal menggerus beberapa luas lahan pertanian dan perkebunan di Kecamatan Cikalongwetan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Asep Sodikin menuturkan pembangunan kereta cepat tersebut tentu akan memakan lahan perkebunan dan pertanian di KBB, khususnya di Kecamatan Cikalongwetan.

"Tapi ini juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Karena kan dampak pembangunan ke warga ini akan menjadi besar ke depannya," kata dia, di sela-sela kehadirannya dalam agenda groundbreaking kereta cepat Jakarta-Bandung di kawasan perkebunan teh Walini di Cikalongwetan, KBB, Kamis (21/1).

Terkait luas lahan pertanian yang tergerus akibat pembangunan ini, Asep mengatakan tidak terlalu besar. Sebab, lahan pertanian di Cikalongwetan bukan berupa hamparan yang luas seperti di daerah penghasil produk pertanian. Untuk lahan perkebunan yang digunakan dalam pembangunan ini, kata dia, itu milik BUMN PTPN VIII. Luas lahan yang dipakai yaitu 1.270 hektare.

Selain itu, menurut dia, pembangunan stasiun kereta cepat di Walini saat ini tidak berdampak pada pengambilan lahan pemukiman warga. Namun, ia tidak memungkiri nantinya di masa mendatang pengembangan kereta cepat ini akan berdampak ke pemukiman warga.

"Karena kan ini masih dalam perencanaan pengembang juga. Kita juga belum tahu konsep perencanaannya seperti apa, tapi kalau untuk pembangunan stasiunnya saja, saat ini tidak akan berdampak ke pemukiman warga," ujar dia.

 

Baca juga: 10 Tahun Lagi, Sampah di Laut Lebih Banyak dari Ikan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement