Kamis 21 Jan 2016 19:01 WIB

Petani Ragu Jokowi Bisa Wujudkan Kedaulatan Pangan

Red: M Akbar
Gerakan Petani Nusantara
Foto: istimewa
Gerakan Petani Nusantara

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Umum Gerakan Petani Nusantara (GPN), Hermanu Triwidodo, meragukan rencana pemerintah untuk bisa mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia dalam rentang waktu tiga tahun. Keraguan itu mulai terlihat karena dalam setahun pertama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) belum adanya langkah kongkret untuk bisa mewujudkan kedaulatan pangan.

''Ketika kali pertama mengawal Jokowi, harapannya dalam tiga tahun itu kedaulatan pangan bisa tercapai. Tapi dari setahun pemerintahan berjalan, kawan-kawan (petani) itu mulai gelisah,'' katanya dalam jumpa wartawan di acara Rembugan Petani Nusantara 2016 di Ciawi, Bogor, Kamis (21/1).

Hermanu melihat dalam setahun Jokowi memimpin, banyak hal yang harusnya dikerjakan dan ternyata tidak dilakukan. Di antaranya sampai kini belum adanya penguatan regenerasi petani kepada kelompok muda. Lalu belum adanya pendataan secara pasti terkait luas lahan.

''Luas lahan tersebut tak hanya sebatas pada komoditas padi saja tapi juga komoditas pangan lainnya,'' ujar staf pengajar dari Institut Pertanian Bogor ini.

Hermanu juga mempertanyakan rencana pemerintah yang ingin memperkuat komoditas pangan berupa padi di wilayah Papua. ''Padahal kita tahu, yang dipikirkan di Papua bukanlah beras tapi komoditas pangan lokal yang ada di sana,'' katanya.

Dengan kondisi yang ada, menurut Hermanu, pihaknya sangat meragukan kemampuan pemerintah untuk bisa melakukan swasembada pangan dalam masa kepemimpinannya. Padahal pada saat awal memberikan dukungan kepada Jokowi, ia sangat yakin konsep yang dituangkan ke dalam Nawa Cita itu bisa membuat Indonesia mewujudkan swasembada. ''Dari setahun terakhir ini justru muncul keraguan dari kawan-kawan. Mungkin wakutnya bisa lebih dari lima tahun.''

Sementara itu David Ardhian, ketua panitia pelaksana acara Rembugan Petani Nusantara 2016, menjelaskan kegiatan dari GPN ini melibatkan petani berprestasi yang berasal dari 100 kabupten yang tersebar di 13 provinsi Indonesia. Acara ini berlangsung dari 19-21 Januari 2016.

''Total petani yang hadir dalam acara ini sebanyak 250 petani dari jaringan petani nusantara. Harapan kami petani yang hadir di sini bisa merepresentasikan keberagaman yang ada di nusantara kita,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement