REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta cepat yang akan menghubungkan Jakarta-Bandung resmi dimulai pembangunannya. Peletakan batu pertama proyek tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo di perkebunan teh Mandalawangi, Kecamatan Cikalong Wetan, Bandung Barat, Kamis (21/1).
Dalam sambutannya, Presiden menyebut bahwa proyek kereta cepat sudah direncanakan oleh pemerintah Indonesia dengan pemerintah Cina sejak akhir 2014. Namun, dalam proses perencanaannya mengalami naik-turun selama satu tahun. Setelah mengalami proses yang cukup panjang, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akhirnya dapat dimulai di awal 2016.
"Ini adalah kerja sama yang besar antara Indonesia dan Cina," ucap Presiden.
Acara tersebut juga dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, State of Counselor Cina Wang Yong serta Duta Besar Cina untuk Indonesia.
Presiden melanjutkan, dimulainya pembangunan kereta cepat ini merupakan bagian dari percepatan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Dia berharap, kehadiran kereta cepat nantinya akan menambah daya saing Indonesia sehingga bisa memenangkan kompetisi antarnegara.
"Negara yang efisien, yang punya kecepatan dalam membangun, itu yang akan jadi pemenang dalam persaingan antarnegara," kata Jokowi.
Usai membawakan sambutan, Presiden Jokowi bersama State of Counselor Cina menekan sirine bersama sebagai simbol dimulainya proyek kereta yang memiliki nilai investasi 5,537 miliar dolar AS tersebut. Kemudian, Presiden beserta rombongan juga meninjau lokasi yang akan dipasangi rel pertama kereta cepat.
Kereta cepat Jakarta-Bandung akan terbentang sepanjang 142 kilometer dari Halim, Jakarta Timur, sampai Tegalluar, Bandung. Kereta akan beroperasi tanpa masinis dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan maksimal itu, Jakarta-Bandung dapat ditempuh hanya dalam waktu 36 menit.
Kereta cepat Jakarta-Bandung akan melewati empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Di setiap stasiun akan dibangun transit oriented development (TOD) untuk mendorong lahirnya sentra ekonomi baru.
Baca juga: Jokowi Diminta Tunda Proyek 'Ngebet' Kereta Cepat