Kamis 21 Jan 2016 03:34 WIB

Cara Kampus Tangkal Terorisme

Rep: Edy Setyoko/ Red: Achmad Syalaby
Ilustrasi Bom - Teroris
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Bom - Teroris

REPUBLIKA.CO.ID,  SOLO -- Perguruan tinggi di Solo, Jawa Tengah, melakukan antisipasi terhadap pengaruh negatif, ajaran menyimpang, maupun pengembangan paham radikalisme. Khususnya yang dilakukan ISIS maupun Gafatar. 

Sivitas Academika Universitas Sebelas Maret (UNS)  mengumpulkan seluruh jajaran bidang kemahasiswaan  melakukan koordinasi, untuk menangkal pengaruh negatif dari luar. Wakil Rektor III UNS Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Dr Darsono, Rabu (20/1), mengatakan, ''kita wajib menangkal terhadap kegiatan menyimpang, ajaran menyimpang dan organisasi terlarang''.

Kampus, kata dia, telah mengumpulkan dan melakukan koordinasi dengan jajaran bidang kemahasiswaan seperti biro kemahasiswaan, wakil dekan bidang kemahasiswaan, dewan mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa, unit kegiatan mahasiswaan, dan sebagainya.

Pengumpulan dan koordinasi, menurut Darsono, terkait penangkalan terhadap kegiatan menyimpang, ajaran menyimpang dan organisasi terlarang.

Kepala Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr Anam Sutopo mengemukan, program Keislaman dan Kemuhammadiyahan, baik melalui perkuliahan maupun tambahan mentoring. Juga Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) dan Unit Kegiatan Masjid (UKM) Faturahman Kampus UMS. Ini merupakan langkah agar mahasiswa dan seluruh civitas akademika memahami Islam secara utuh. Sehingga terhindar dari ajaran ekstrem.

Adanya sistem perekrutan yang seringkali dengan dalih pengajian, Anam juga melakukan screening pada program mentoring yang dikendalikan oleh lembaga pengembangan kemuhamadiyahan dan Al Islam

Ketua Umum Lembaga Garuda Muda Indonesia (LGMI), Dwiyono Noto Saputro, menegaskan, LGMI menentang keras tindakan radikalisme dalam bentuk apapun. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement