Rabu 20 Jan 2016 21:02 WIB

JK Dorong Peningkatan Produksi Alutsista Dalam Negeri

Rep: C26/ Red: Bayu Hermawan
Wapres JK
Foto: Antara
Wapres JK

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong peningkatan produksi dan penjualan alat pertahanan dalam negeri.

Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan ke perusahaan produksi alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik pemerintah, PT Pindad di Kota Bandung, Rabu (20/1).

"Untuk mengevaluasi kembali industri pertahanan kita yang tujuannya ialah selalu melibatkan kemampuan industri dalam negeri supaya industri pertahanan itu meningkat kemandirian dan kemampuannya," katanya.

Menurutnya, Indonesia harus jadi negara yang mandiri memproduksi alat pertahanan. Ia percaya dengan kemampuan anak bangsa, Indonesia bisa memiliki persenjataan yang lemgkap bagi aparat keamanan dan pertahanan.

Ia berpesan agar ke depannya PT Pindad bisa mengembangkan senjata menjadi lebih bagus. Sesuai dengan renana pemerintah untuk melengkapi seluruh prajurit dengan persenjataan yang lengkap. Kata dia, perkembangan produksi PT Pindad sudah semakin pesat. Meskipun untuk mesin masih mengimpor dari luar negeri.

"Ini lebih besar dibanding lima tahun lalu. Tinggal import mesin saja," ujarnya.

Dirut PT Pindad Silmy Karim, menyebutkan dorongan semangat dari pemerintah terus menjadi motivasi bagi pihaknya meningkatkan produksi. Silmy menargetkan peningkatan produk dan inovasi ke depannya.

"Kami bertekad melahirkan berbagai berbagai produk tahun ini, satu produk per triwulan, termasuk di antaranya tank boat dengan kanon 105 mm," katanya.

"Semua inovasi ini merupakan ikhtiar kami untuk mengemban amanah Undang-undang Nomor 16 tahun 2012 yanf memerlukan upaya pemasaran dan perjualan kepada jajaran pemerintah, Kementerian Pertahanan TNI, Polri dan pengguna produk alutsista lainnya baik di luar negeri," jelasnya.

Rombongan wapres tiba di kompleks PT Pindad sekitar pukul 12.30 WIB. Selama 30 menit JK berkeliling melihat pembuatan tank.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement