Rabu 20 Jan 2016 17:54 WIB

Pedagang Daging Sapi di Sukabumi Mogok Jualan

Daging sapi (ilustrasi)
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pedagang daging sapi baik di Kota maupun Kabupaten Sukabumi memilih mogok berjualan karena tingginya harga yang saat ini mencapai Rp130 ribu setiap kilogramnya.

"Kami terpaksa memilih mogok berjualan dari pada harus berjualan tetapi tidak laku terjual dan akhirnya kualitas daging itu menjadi rusak dan pastinya merugi," kata salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Yusuf Supriatna di Sukabumi, Rabu.

Menurutnya, kenaikan harga ini juga dipengaruhi oleh adanya kebijakan pajak pertambahan nilai 10 persen setiap satu kilogramnya, sehingga setiap satu ekor sapi yang dipotong terkena pajak 10 persen yang menyebabkan harganya ikut naik. Dengan tingginya harga daging ini, daya beli masyarakat menjadi berkurang drastis dan beralih membeli sumber protein lainnya seperti daging ayam.

Baca juga: Harga Daging Sapi di Lampung Tembus Rp 125 Ribu

Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan itu, yang notabene merugian penjual daging sapi dan konsumen karena harganya terlalu tinggi. Mayoritas konsumen menginginkan harga daging sapi di bawah Rp100 ribu/kg, walaupun masih ada yang membeli tetapi omset dagangannya turun drastis hingga 50 persen lebih.

"Saat ini sudah banyak yang beralih menggunakan daging ayam untuk campuran pembuatan bakso, karena pedagang bakso merasa keberatan dengan harga itu sehingga kami sebagai pedagang daging sapi yang terkena imbasnya," tambah Suhendi pedagang daging sapi lainnya di Pasar Cibadak.

Sementara, distributor daging sapi Kota Sukabumi, Ichwan Hamid mengatakan akibat adanya pajak itu menyebabkan permintaan daging sapi menurun drastis yang biasanya perhari bisa memotong 10 ekor saat ini tidak lebih dari lima ekor saja. Apalagi pedagang daging sapi saat ini banyak yang memilih tidak berjualan sehingga kegiatan di rumah potong hewan menjadi sepi.

"Bagaimanapun juga daging sapi merupakan salah satu asupan protein yang baik untuk masyarakat, sehingga harganya harus sesuai dengan daya beli agar bisa terjangkau oleh warga," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement