REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga Kota Bandung diminta mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di tengah musim hujan pada Februari hingga Maret mendatang.
Prakirawan BMKG Bandung, Iid Mujtahidin mengatakan, suhu muka laut di wilayah Jawa Barat saat ini mulai menghangat. Disitulah potensi terbentuknya awan cumulonimbus (Cb) cukup tinggi. Awan tersebut berpotensi membawa cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang hingga puting beliung.
"Bulan Januari hingga Juni diprediksi suhu muka air laut di di sekitar wilayah Jawa Barat menghangat. Potensi awan itu (Cb) cukup tinggi," kata Iid saat dihubungi, Selasa (19/1).
Menurutnya, kondisi saat ini tak terlepas dari perubahan iklim Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. Perubahan iklim ini merupakan dampak dari pemanasan global yang semakin parah.
"Bandung dalam lima tahun terakhir kemarin, mengalami cuaca ekstrem seperti hujan lebat, hujan es, angin puting beliung, dampak daripada pemanasan global," ujarnya
Ia meminta masyarakat untuk waspada. Apalagi cuaca hingga saat ini masih tidak menentu dan sulit diprediksi.
Turunnya hujan yang tak menentu saat ini menurutnya merupakan pengaruh dari fenomena el nino yang masih berlangsung. Meski curah hujan beberapa pekan terakhir mulai meningkat, ia memprediksi puncak musim hujan berada pada Februari hingga Maret.
Jika melihat temporalnya dalam lima tahun terakhir ini, kata dia, puncaknya berada pada Desember-Januari-Februari.
Berdasarkan data klimatologi, curah hujan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir dari 1981-2010 itu menunjukan pada bulan maret jumlah curah hujan tertinggi diantara bulan lainnya.
"Jadi kita simpulkan bulan Februari-Maret merupakan puncak curah hujan tertinggi di Kota Bandung," katanya.