REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peredaran uang palsu, masih ditemukan di Jawa Barat. Sepanjang 2015, jumlah uang palsu yang beredar di Jabar sebanyak 6.600 lembar. Dari 27 kabupaten/kota yang ada di Jabar, peredaran uang palsu tertinggi ada di Indramayu.
"Uang palsu, Indramayu paling tinggi. Dari total uang palsu di Jabar, sebanyak 6.600 lembar, yang ditemukan di Indramayu 500 lembar," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, Rosmaya Hadi, kepada wartawan di Gedung Sate, Jabar, Selasa (19/1).
Menurut Rosmaya, uang palsu tersebut banyaknya pecahan 50 dan 100. BI pun tak tahu pasti penyebab tingginya kasus penemuan uang palsu di indramayu. "Karena di sana banyak perceraian gitu apa ada kaitan ga ya? Ini harus di dalami lagi penyebabnya," katanya.
Uang palsu di Indramayu, kata dia, ditemukan di tukang rokok dan pemakaman. Aparat, harus menyelidik motifnya pelaku yang memberikan uang di pemakaman tersebut apa."Jaksa, polisi harus bekerja sama mengawal ini. Kami ingin hukumannya juga tinggi," katanya.
Dikatakan Rosmaya, jumlah penemuan upal di Jabar stabil yakni, dari sekitar 1 juta, uang palsu yang ditemukan hanya 1 lembar. Karena, asal mula uang tersebut bukan berasal dari Jabar. Gembongnya, berasal dari luar Jabar.
"Nah, Indramayu paling banyak karena ada pelabuhan mungkin dan ada orang dari luar Jabar," katanya.
Rosmaya mengatakan, pada 2015, Net inflow (peredaran uang bersih, red) di Jabar mencapai Rp 22,8 triliun. Jumlah tersebut, berbentuk uang kertas maupun logam.