Selasa 19 Jan 2016 02:40 WIB

Sampel Makanan Penyebab Keracunan Puluhan Warga Sukabumi Diperiksa

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
keracunan makanan
Foto: ANTARA/ Saiful Bahri
keracunan makanan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mengambil sampel makanan yang diduga penyebab terjadinya keracunan massal. Nantinya, sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium kesehatan yang ada di Bandung.

"Ada beberapa sampel makanan yang diambil," ujar Koordinator Survailance Dinkes Kabupaten Sukabumi Suhendar Zulkarnaen kepada Republika Senin (18/1).

Misalnya daging ayam, bihun, kentang, dan sayuran lainnya yang ada di dalam nasi kotak. Sampel itu lanjut Suhendar akan diperiksa lebih lanjut di Laboratorium yang ada di Bandung.

Hasil pemeriksaan terkait penyebab terjadinya keracunan akan diketahui dalam dua pekan ke depan.Sebelumnya, sebanyak 92 warga Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi mengalami keracunan makanan.

Mereka terpaksa di bawa ke puskesmas dan sebagian lagi ke rumah sakit karena mengalami gejala seperti pusing, mual-mual, muntah, dan sakit perut.Data Dinkes Kabupaten Sukabumi menyebutkan, dari 92 warga korban keracunan sebanyak 31 orang dirawat di Puskesmas Girijaya, Nagrak.

Sementara sebanyak 49 korban keracunan lainnya menjalani rawat jalan dan sebanyak 12 orang dirujuk ke RSUD Sekarwangi Kecamatan Cibadak karena memerlukan penanganan serius.

"Warga mengalami keracunan setelah mengkonsumi makanan syukuran atau haul," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi Didi Supardi seusai meninjau korban keracunan di Puskesmas Girijaya Senin (18/1).

Informasi yang diperoleh, acara syukuran tersebut berlangsung pada Sabtu (16/1) malam dan langsung dibagikan makanan. Selepas mengonsumsi makanan itu kata Didi, sebagian warga mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual-mual, muntah, dan sakit perut.

Mereka akhirnya dibawa ke Puskesmas Girijaya untuk mendapatkan penanganan medis. Didi menerangkan, semua petugas puskesmas yang ada di sekitar Puskesmas Girijaya dikerahkan untuk menangani korban keracunan.

Para warga tersebut sebagian dirawat di tenda pleton yang ada di halaman puskesmas karena tidak bisa tertampung di dalam ruangan perawatan.

Salah seorang warga Juariah (40 tahun) mengatakan, anaknya Heri Herdiawan (13) mengalami gejala keracunan setelah makan nasi kotak yang dibagikan dalam acara sukuran. Dalam nasi kotak itu terdapat daging ayam, bihun, kentang, buncis, nasi, dan sayuran lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement