Senin 18 Jan 2016 20:06 WIB

Terjadi 533 Gempa di Sekitar Gunung Marapi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Hazliansyah
Gunung Marapi
Foto: Antara/Arif Pribadi
Gunung Marapi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pos Pengamat Gunung Api (PGA) di Bukittinggi, Sumatra Barat mencatat, sejak Oktober 2015 hingga Januari 2016 terjadi 533 gempa karena gejolak di Gunung Marapi.

Gempa yang terjadi di gunung yang terletak antara Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu, misalnya gempa hembusan, tremor, vulkanik dangkal, vulkanik jauh, tektonik lokal dan tektonik jauh.

"(Betul) Setiap bulan pihak Kementrian ESDM selalu memberikan laporan ke BPBD Sumbar," kata Kepala Pusdalops PB BPBD Sumatra Barat, R. Pagar Negara, Senin (18/1).

Menurutnya, gunung aktif berpotensi mengalami erupsi freatik yang didominasi uap air bercampur dengan material letusan tua.

Namun, ia mengatakan, ancaman tersebut terbatas hanya pada radius kurang dari tiga kilometer dari pusatnya. Letusan juga dapat melontarkan sejumlah material, seperti pasir pada radius kurang dari tiga kilometer dari kawah.

Surat rekomendasi yang dikeluarkan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bernomor 1385/45/BGL.V/2011 tentang peningkatan status Gunung Marapi, belum dicabut.

Dalam surat tertanggal 3 Agustus 2011 tersebut, dijelaskan status Gunung Marapi meningkat, dari normal (level I) menjadi waspada (level II). Dari rekomendasi itu, radius tiga kilometer dari pusat erupsi tertutup untuk aktivitas masyarakat termasuk pendaki.

Pagar meminta masyarakat maupun pendaki, agar selalu menjaga jarak dari kawah puncak. Mengingat, kawah sebagai pusat letusan, mengeluarkan gas-gas vulkanik yang membahayakan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD setempat untuk memberikan informasi-informasi aktivitas Gunung Marapi. "(Sehingga) Jangan terpancing isu-isu tentang letusan," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement