Senin 18 Jan 2016 15:20 WIB

Keluarga tak Yakin Bahrun Naim Jadi Otak Bom Sarinah

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Bilal Ramadhan
 Terdakwa kasus kepemilikan amunisi, Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, Senin 9 Juni 2011.
Foto: Antara
Terdakwa kasus kepemilikan amunisi, Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, Senin 9 Juni 2011.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Keluarga Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Na’im angkat bicara soal kasus ledakan bom dan aksi teror di kawasan sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Pihak keluarga tidak yakin, kalau perbuatan itu diotaki Bahrun Na'im.

Pihak keluarga juga tidak yakin, kalau otak bom Sarinah Bahrun Na'im. ''Di mata keluarga, dia merupakan sosok yang baik dan peduli dengan adik-adiknya,'' tutur Dahlan Zaim (26), adik kandung Bahrun Na'im.

Kendati meyakini Bahrun Naim bukan otak bom Sarinah, pihak keluarga sudah lama tidak melakukan kontak. Hubungan kontak hanya dilakukan lewat media sosial (medsos). Dan, ketika melakukan komunikasi juga tidak menunjukan perilaku yang berbeda.

Dahlan Zaim pun, juga tidak ingat waktu melakukan hubungan lewat media sosial. Begitupun ketika didesak media sosial apa yang digunakan untuk berkomunikasi saat itu, dia juga enggan menjawab.

Seperti diketahui, keluarga yang tinggal di Kampung Sangkrah RT 01, RW 01, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Saat ini tidak mengetahui dimana keberadaan dia. Begitu juga dengan anak dan istri Bahrun. Dahlan Zaim mengaku juga tidak mengetahui keberadaan mereka.

''Waktu itu, kakak pergi memang sempat pamit Pergi kemana juga tidak diketahui. Setelah itu pergi agak lama. Sekarang dimana saya tidak tahu,'' ujar adik bungsi Bahrun Na'im.

Seperti diketahui, nama Bahrun Na'im mempunyai catatan hukum di Polresta Solo. ''Nama ini tercatat pernah ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror dalam kasus kepemilikan amunisi,'' kata Kapolresta Solo, Kombespol Ahmad Luthfi.

Bahrun Na'im setelah terbebas hukuman dan menjalani penjara kurungan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I, Solo, atas kepemilikan bahan peledak, kemudian bergabung dengan kelompok militan ISIS. Dia menjabat sebagai Amir. Informasi dari polisi. Saat ini Bahrun diduga masih berada di Suriah.

Pada September 2008 Bahrun Na'im tercatat bergabung dengan Jamaah Anshorut Tauhid. Nama dia muncul ke permukaan pertama kali ketika ditangkap oleh Densus 88 di Solo. Saat itu, ia ditangkap bersama sejumlah barang bukti ratusan butir amunisi ilegal.

Pada 2014, nama Bahrun Na'im kembali muncul ke permukaan. Ia dikabarkan sebagai warga Indonesia pertama yang bergabung dengan ISIS. Setiap kali ada warga Indonesia pro-ISIS yang tertangkap aparat kepolisian, nama dia selalu disebut sebagai orang yang terlibat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement