REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Kepresidenan Jakarta menambah lapisan pengamanan bagi setiap tamu yang berkunjung, Senin (18/1). Hal ini diterapkan sejak peristiwa teror bom di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin yang terjadi pada Kamis (14/1) lalu.
Tambahan pengamanan itu berupa dua metal detector yang dipasang di halaman samping Istana Negara. Metal detector dijaga oleh dua orang tentara yang menenteng senjata jenis MP5SD dan pistol jenis FN.
Dengan adanya tambahan pengamanan tersebut, setiap tamu yang datang harus melewati empat lapis pengamanan. Tiap lapis terdiri dari metal detector dan dijaga ketat oleh tentara bersenjata lengkap.
Sebelum teror terjadi, Istana hanya memberlakukan tiga lapis pengamanan bagi tamu untuk dapat masuk ke lingkaran kepresidenan. Itu pun biasanya hanya dijaga oleh pasukan pengamanan presiden (Paspampres) yang berseragam batik. Namun, kali ini jumlah personel tentara yang berjaga diperbanyak. Mereka juga berseragam lengkap dan menenteng senjata laras panjang.
Pada wartawan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno membenarkan bahwa Istana tengah memperketat pengamanan. "Saya kira memang diperketat," ujarnya.